WartaSidoarjo.com - Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki banyak kebudayaan yang beragam. Salah satu dari hasil kebudayaan tersebut adalah kain tradisional.
Indonesia dikenal memiliki berbagai macam kain yang memiliki keunikan dan sarat akan makna yang berbeda di tiap wilayah.
Berangkat dari hal tersebut seorang desainer asal Yogyakarta memamerkan koleksi terbarunya yang terinspirasi dari kain tradisional Indonesia.
mengabungkan dua kain yang dipadu padakan yaitu batik Jogja bermotif wayang dan kain lurik. Menghasilkan suatu busana indah yang sarat akan filosofi.
Dadang Koesdarto selaku Desainer menjelaskan bahwa dalam tampilan kali ini dirinya membawa 9 koleksi busana yang seluruhnya mengunakan gabungkan dua kain Indonesia yang diberi tambahan motif Wewayangan disetiap busana yang mencerminkan sosok wayang tersebut.
Selain itu dalam peragaan busana ini, Dadang juga membawa seorang model asal korea Ji-Hwan. JI-Hwan sendiri merasa sangat senang dapat ikut serta dalam peragaan busana kali ini.
Karena tidak seperti di negaranya. Disini dirinya melihat jika para desainer Indonesia banyak menggunakan kain tradisional. Berbeda dengan Korea yang jarang sekali menggunakan hal hal yang berbau tradisional dalam suatu peragaan busana.
Dan peragaan busana ini pun baru yang kedua kali baginya. Walaupun sempat malu malu saat ditanya oleh awak media, namun dirinya merasa sangat bersemangat.
Andi Park selaku ayah daei Ji-Hwan menjelaskan bahwa akan melakukan eksplorasi terhadap Ji-Hwan yang dinilainya memiliki potensi didunia modeling maupun sebagai seorang perancang busana yang terlihat dari hobi Ji-Hwan yang mengasah kemampuannya untuk membuat sketsa busana desain miliknya yang terinsprasi dari para model yang berjalan diatas cat walk melalui Youtube.
Kesembilan koleksi miliknya tersebut memilki gaya desain yang formal dan fashionable untuk digunakan semua usia dari segala kalangan yang ingin mengunakan kain batik dengan gaya terkini.
Untuk prises pembuatan sendiri setiap baju memerlukan waktu yang cukup lama, bahkan hingga berbulan bulan.
Hal ini lantaran batik yang digunakan adalah batik tulis, dan karakter wayang yang dipergunakan tentunya harus sesuai dengan jiwa dari pemakainya.***