Beginilah Kehidupan Penghuni Gedung Setan Surabaya Saat Ini, Tempat Berlindung Etnis Tionghoa pada Masa Perang

14 Januari 2023, 14:27 WIB
Gedung Setan Surabaya /WartaSidoarjo/Nurmawati Ikromah



WartaSidoarjo.com - Menilik kehidupan penghuni Gedung Setan di Surabaya, yang dihuni para pengungsi etnis Tionghoa pada masa kerusuhan.

 

Jika mendengar namanya “Gedunng Setan” terberait sebuah gedung terbengkalai yang dihuni setan atau hantu.

 

Namun bukan setan atau hantu, Gedung yang berlokasi di Banyu Urip Surabaya ini dihuni puluhan keluarga yang dari generasi ke generasi menetap disini.

Baca Juga: Menelusuri Cinta Sukarno & Haryati di 'Omah Kenangan' Surabaya yang Kini Sedang Viral

Kehidupan para penghuni gedung setan sudah berlangsung sejak tahun 1948-an sejak terjadinya kerusuhan pada masa itu.

 

Para penghuni gedung setan yang kebanyakan adalh dari etnis Tionghoa datang dari berbagai daerah untuk berlindung di Gedung Setan.

 

Ditelurusi oleh tim Warta Sidoarjo, salah satu penghuni bernama bu Gieok yang berasal dari Jombang yang melarikan diri bersama keluarganya untuk berlindung di Gedung Setan.

Beginilah kondisi dalam Gedung Setan Warta Sidoarjo/ Nurmawati Ikromah

Sama hal nya dengan pengungsi lainnya, keluarga ibu Gieok pindah dari Jombang karena adanya perang pada waktu tahun 1948.

 

Pada saat itu kondisi di Jombang tidak kondusif dan mengancam keberadaan orang-orang Tionghoa yang tinggal di sana.

 

Ibu Gieok sudah tinggal di gedung setan ini selama 78 tahun.

 

Kebanyakan orang yang tinggal di gedung setan ini sudah tidak tau dari mana mereka berasal, leluhur mereka di China.

 

Mereka hanya mengingat masa dimana terjadi kerusuhan, dan mengharuskan mereka untuk mencari tempat tinggal yang aman.

Baca Juga: Menilik Chinese Food di Surabaya, Citarasa Makanan Khas Santong Masih Terjaga Hingga Generasi Ketiga

 

Selain bu Gieok tim Warta Sidoarjo juga berhasil mewawancarai mertua dari salah satu pengurus pertama di Gedung Setan ini

 

Menurut cerita dari sang ibu, dahulu ketika terjadi perang di Indonesia, banyak pengungsi dari beberapa kota seperti, Semarang, Jogja, Jombang berbondong-bondong ke tempat ini untuk berlindung.

 

Para pengungsi tersebut kemudian dikasih tempat tinggal dan makanan di gedung setan ini.

 

Meski bukan asli dari gedung setan, ia dari Semarang kemudian menikah dengan suaminya yang asli warga Gedung Setan yang kini sudah meninggal.

 

Saat ini masih banyak orang Tionghoa yang tinggal di Gedung Setan tercatat ada sebanyak 55 keluarga yang bertempat disini.

 

Dari keterangan sang ibu, orang-orang Chinese yang tinggal disini banyak juga yang menikah dengan orang pribumi.

 

Di lantai dua gedung setan ada sebuah Gereja yang hingga kini masih diperhunakan untuk beribadah.

 

Dihari Sabtu biasanya banyak warga gedung setan dan sekitarnya yang beribadah ke gereja lantai 2.

 

Karena kebanyakan penguhinya merupakan keturunan Tionghoa setiap hari besar seperti Chinese New Year di Gedung Setan juga terdapat banyak kegiatan.***

Editor: Nurmawati Ikromah

Tags

Terkini

Terpopuler