Hotel MORAZEN Surabaya Punya Cara Unik Maknai Earth Hour dengan Kenalkan Mainan Tradisional ke Generasi Alfa

25 Maret 2024, 06:10 WIB
Hotel MORAZEN Surabaya memiliki cara unik dalam merayakan Earth Hour /Dok. Hotel MORAZEN

 

WartaSidoarjo.com - Hotel MORAZEN Surabaya memiliki cara unik dalam merayakan Earth Hour dengan perkenalan mainan tradisional kepada anak-anak generasi Alfa.

Earth Hour merupakan kegiatan pemadaman lampu selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim.

Mengusung tema “Disconnect to Reconnect” hotel yang terletak di jalan Kayoon ini menggandeng Kampoeng Dolanan yang merupakan komunitas pelestarian budaya tradisional dan mengubah suasana lobi yang semula mewah dengan dominasi interior modern menjadi sebuah arena bermain anak-anak.

Baca Juga: Profil Samuel Rizal Mantan Suami Selebgram Stevie Agnecya, Ini Tulisan Perpisahannya untuk Mendiang 

Tersedia beragam jenis permainan tradisional seperti engklek, kelereng, bola bekel, congklak, lompat tali, egrang, hulahop, gasing bambu, serta tenda wayang.

Litania Utami selaku Marketing Communications dan Public Relations MORAZEN Surabaya menjelaskan bahwa dalam menyambut Earth Hour tahun ini, Hotel MORAZEN Surabaya berusaha untuk tidak hanya menekankan pentingnya pelestarian lingkungan, tetapi juga untuk membawa kembali nilai-nilai tradisional yang mungkin terlupakan.

Hotel MORAZEN turut berkontribusi mematikan lampu serta alat elektronik yang tidak diperlukan pukul 20.30 sampai 21.30 di area lobby dan outdoor hotel.

Hotel MORAZEN Surabaya memiliki cara unik dalam merayakan Earth Hour

“Dalam suasa tersebut kami mengajak sedikitnya 25 anak-anak kisaran usia 3 – 11 tahun berpartisipasi dalam acara “Disconnect to Reconnect” untuk mengenal suasana pada jaman dahulu serta aktifitas yang dilakukan ketika terjadi pemadaman listrik.”ujar Lita.

 Baca Juga: Sosok Lau Salgado, Selebgram Kolombia yang Mirip Nessie Judge, Kini Viral di Media Sosial  

General Manager MORAZEN Surabaya, Fajar Basuki juga menambahkan bahwa Earth Hour lebih dari sekedar seremonial menyalakan lilin dengan simbol 60+, ada makna dan pesan mendalam yang perlu kita sampaikan kepada generasi penerus tentang kesadaran krisis iklim yang juga dimulai dari diri kita masing-masing. 

Mustofa atau yang akrab disapa Cak Mus yang merupakan salah satu penggagas komunitas Kampoeng Dolanan menuturkan “Dalam permainan tradisional, ada dua generasi yang berperan. Anak-anak dilibatkan dalam permainan. Orang tua dilibatkan untuk mengetahui filosofi dari permainan, agar orang tua tau bahwa permainan yang dilalui anak-anaknya punya pesan moral yang dekat dengan budaya kita, budaya Indonesia. Sehingga harapannya ketika sampai di rumah, orang tua bisa memaknai pesan dari permainan dan mampu membangun pondasi mengenai komunikasi dalam keluarga,” tutup Cak Mus.***

 

Editor: Nurmawati Ikromah

Terkini

Terpopuler