Menuju Generasi Emas 2045, Arumi Ajak Cegah Stunting

- 1 Juni 2021, 19:54 WIB
Arumi Dardak saat menjadi pembicara dalam kegiatan podcast di BKKBN Jatim
Arumi Dardak saat menjadi pembicara dalam kegiatan podcast di BKKBN Jatim /WartaSidoarjo.com / Sumber Foto Kominfo Jatim/

WartaSidoarjo.com - Arumi Dardak, Ketua TP PKK Jawa Timur mengajak semua pihak untuk mencegah stunting yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Arumi berharap agar angka stunting di Jatim bisa segera turun mengingat pemerintah saat ini tengah mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045.

“Tujuannya agar generasi penerus Indonesia tidak mengalami masalah seputar potensi sumber daya manusia dan tingkat kesehatan,” ujar Arumi Bachsin saat menjadi pembicara dalam Podcast Serasa : Jatim Cegah Stunting, yang diselenggarakan di Studio MPC BKKBN Jatim, Senin (31/5/2021). 

Lebih lanjut, istri Wagub Emil Elestianto Dardak ini mengatakan, menurut data World Bank, 54 % dari usia angkatan kerja saat ini mengalami stunting di masa bayinya. 

“Artinya, sebanyak 54 persen angkatan kerja saat ini adalah penyintas stunting. Ini yang membuat stunting menjadi perhatian serius pemerintah,” ujarnya.

Menurutnya prevalensi stunting adalah masalah perkembangan yang krusial untuk segera dientaskan. Pasalnya, kekurangan gizi kronis pada balita diperkirakan akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045. Apalagi masalah stunting bukan hanya mempengaruhi tumbuh kembang di masa balita saja, tetapi juga mempengaruhi saat dewasa nanti.

Melihat persoalan itu, Arumi menekankan jika PKK memiliki peran yang sangat signifikan dalam upaya menurunkan stunting. 

“Di Jatim ini, banyak sekali desa dan kelurahan yang jumlahnya mencapai 8.501. Masing-masing punya kelompok PKK yang diurus 10-15 orang. Nah ini akan sangat membantu kita untuk menurunkan prevalensi stunting di Jatim,” ungkap Arumi.

Selain itu, sebagai upaya menurunkan angka stunting, TP PKK Prov. Jatim terus berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jatim. Dari kerja sama itu, muncul beberapa program yang ditargetkan untuk para ibu dan ayah, serta calon orang tua.

Bentuk kolaborasi tersebut diwujudkan melalui pemberian edukasi bagi orang tua yang memiliki balita. Sebagian besar balita terkena stunting disebabkan minimnya pengetahuan ibu dan ayah dalam merawat balita nya.  

Untuk merealisasikan program tersebut, Arumi mengharapkan agar seluruh kader PKK di tingkat kabupaten/kota ikut mensosialisasikan program edukasi bagi orang tua yang memiliki balita dan calon orang tua. Peran para kader utamanya adalah memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang pengetahuan dan kesadaran keluarga akan pentingnya kesehatan ibu dan anak (KIA).

Halaman:

Editor: Dwita Ebo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x