Studi Menemukan Botol Air yang Dapat Digunakan Kembali MemilikiLebih Banyak Bakteri Daripada Toilet

- 19 Maret 2023, 17:25 WIB
Ilustrasi tumbler
Ilustrasi tumbler /Foto: Instagram/@weareserial

WartaSidoarjo.com  - Dari aspek keberlanjutan, botol air yang dapat digunakan kembali telah menjadi tren selama beberapa tahun terakhir.

Namun, terlepas dari kecintaan kami pada botol air favorit yang dapat digunakan kembali - Hydroflasks, Stanley Cups, atau botol yang dapat dilipat, sebut saja — sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa, tanpa perawatan yang tepat, ini dapat menampung lebih banyak kuman daripada dudukan toilet.

Ya itu betul. Botol-botol ini dapat menampung sekitar 40.000 kali lebih banyak bakteri daripada dudukan toilet rata-rata.

Baca Juga: Kakek Penjual Lontong Kupang Murah di Sidoarjo Viral, Alasannya Karena Ingin Bersedekah

Sebuah tim peneliti dari waterfilterguru.com yang berbasis di AS menyeka berbagai bagian botol air termasuk tutup cerat, tutup ulir, tutup sedotan dan tutup remas, masing-masing tiga kali, dan menemukan dua jenis bakteri yang ada - gram-negatif batang dan bacillus, HuffPost melaporkan.

Bakteri gram negatif dapat menyebabkan infeksi yang semakin kebal terhadap antibiotik – sementara jenis basil tertentu dapat menyebabkan masalah gastrointestinal.

Mereka membandingkan kebersihan botol dengan benda-benda rumah tangga dan menyatakan bahwa botol tersebut mengandung kuman dua kali lebih banyak daripada wastafel dapur, dapat menyimpan bakteri empat kali lebih banyak daripada mouse komputer, 14 kali lebih banyak daripada mangkuk minum hewan peliharaan, dan 40.000 kali lebih banyak daripada dudukan toilet.

"Mulut manusia adalah rumah bagi sejumlah besar dan berbagai macam bakteri," kata ahli mikrobiologi molekuler Imperial College London, Dr Andrew Edwards, seperti dikutip New York Post. “Jadi tidak heran kalau wadah minum banyak mikroba,” imbuhnya.

Namun, meskipun botol dapat berfungsi sebagai tempat berkembang biaknya bakteri dalam jumlah besar, ahli mikrobiologi di University of Reading, Dr Simon Clarke, mengatakan bahwa hal itu tidak selalu berbahaya.

Halaman:

Editor: Husni Habib

Sumber: Indiatimes


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x