Sering Mengkonsumsi Susu Berperisa, Waspada Bahaya Diabetes Mengintai

- 25 Februari 2024, 04:30 WIB
Ilustrasi minuman susu berperisa
Ilustrasi minuman susu berperisa /Pexels

Wartasidoarjo.com - Peningkatan konsumsi gula, garam, dan lemak telah menjadi perhatian utama di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari meningkatnya diabetes dan obesitas, terutama pada anak-anak dan remaja.

Dilansir dari laporan IDAI, pada penelitian yang dilakukan di Bali terhadap anak berusia 12-14 tahun ditemukan setidaknya 3 persen anak dari 431 subyek mengalami diabetes melitus (DM) tipe dua. Dari jumlah itu, sebanyak 76,9 persen mengalami obesitas.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Muhammad Faizi mengatakan kasus diabetes melitus tipe dua pada anak semakin banyak dilaporkan.

Usianya pun semakin muda. Dari laporan yang diterima oleh IDAI, usia anak dengan diabetes melitus (DM) tipe dua ditemukan pada usia enam tahun.

”DM tipe dua ini sangat berkaitan dengan gaya hidup. Biasanya DM tipe dua ini ditemukan pada anak yang gemuk,” katanya.

"Oleh karena itu, peningkatan kesadaran dan pencegahan terhadap kebiasaan konsumsi gula berlebih menjadi sangat penting untuk menanggulangi lonjakan kasus PTM di Indonesia,"imbuhnya.

Kebiasaan konsumsi makanan dan minuman yang tinggi kandungan gula misalnya, seperti susu kental manis ataupun susu berperisa lainnya, adalah pemicu kebiasaan makan yang keliru pada anak-anak. Tidak hanya beresiko terhadap obesitas dan diabetes, tapi juga tumbuh kembang anak dalam jangka panjang.

Dokter spesialis anak RS Permata Depok, dr. Agnes Tri Harjaningrum, MSc., Sp.A, mengatakan paparan gula tinggi pada usia dini juga dapat mengganggu metabolisme tubuh anak-anak dan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan mereka secara keseluruhan.

Kebiasaan konsumsi gula tinggi juga dapat menyebabkan masalah seperti kecanduan minuman dan makanan manis.

Halaman:

Editor: Husni Habib


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x