WartaSidoarjo.com - Paska kudeta militer di Myanmar yang terjadi sejak 1 Februari, berbagi aksi serangan antara demonstran dan militer terus terjadi tiada henti.
Buntut dari serangan penolakan kudeta, kini Militer Myanmar telah menutup akses internet, dan menutup outlet media yang tidak simpatik.
Baca Juga: Situasi terbaru di Myanmar , Beberapa Tentara Tewas
Militer Myanmar juga menangkap setidaknya 71 jurnalis, 30 di antaranya telah didakwa.
Dikutip dari RFA yang telah mendokumentasikan penindasan digital militer yang dimulai dengan penutupan aplikasi seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.
Baca Juga: Penyekatan di Perbatasan Sidoarjo sudah Dimulai, Pelanggar Disuruh Putar Balik
Selain itu Militer Myanmar juga menargetkan beberapa media, pembatasan informasi ini dilakukan agar para warga, pengunjuk rasa dan jurnalis untuk tidak berbagi informasi satu sama lain dan dunia.(*)