Turki Mengatakan Rusia dan Ukraina Hampir Mencapai Kesepakatan Tentang Masalah 'Kritis'

- 21 Maret 2022, 09:54 WIB
Bendera turkey
Bendera turkey /Husni habib /Pixabay

WartaSidoarjo.com  - Menteri luar negeri Turki mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Minggu (20 Maret) bahwa Rusia dan Ukraina hampir mencapai kesepakatan mengenai isu-isu "kritis" dan dia berharap untuk gencatan senjata jika kedua pihak tidak mundur dari kemajuan yang dicapai sejauh ini.

Pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Presiden Vladimir Putin menyebut tindakan Rusia sebagai "operasi khusus" yang dimaksudkan untuk mendemiliterisasi Ukraina dan membersihkannya dari apa yang dilihatnya sebagai nasionalis berbahaya.

Baca Juga: Sebuah Gedung Latihan Group Idol di Gangnam Kebakaran, Begini Kondisi Para Member

Ukraina dan Barat mengatakan Putin melancarkan perang pilihan yang agresif.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Dmytro Kuleba dari Ukraina bertemu di kota resor Turki Antalya awal bulan ini dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu juga hadir.

Diskusi-diskusi tersebut tidak membuahkan hasil yang konkrit.

Tetapi Cavusoglu, yang juga melakukan perjalanan ke Rusia dan Ukraina pekan lalu untuk melakukan pembicaraan dengan Lavrov dan Kuleba, mengatakan kepada harian Turki Hurriyet bahwa telah terjadi "penyesuaian posisi kedua belah pihak pada pokok-pokok penting, pokok-pokok kritis".

Kami dapat mengatakan bahwa kami berharap untuk gencatan senjata jika kedua pihak tidak mundur dari posisi saat ini,” katanya, tanpa merinci masalah tersebut.

Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin, berbicara kepada televisi al Jazeera, mengatakan kedua pihak semakin dekat dalam empat masalah utama.

Kyiv dan Moskow melaporkan beberapa kemajuan dalam pembicaraan pekan lalu menuju formula politik yang akan menjamin keamanan Ukraina, sementara menjaganya di luar NATO, meskipun masing-masing pihak menuduh yang lain menyeret masalah.

Kalin mengatakan gencatan senjata permanen hanya bisa terjadi melalui pertemuan antara Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Namun dia mengatakan Putin merasa bahwa posisi pada "isu strategis" Krimea dan Donbas tidak cukup dekat untuk sebuah pertemuan.

Rusia mencaplok semenanjung Krimea dari Ukraina pada tahun 2014 sementara bagian dari kawasan industri timur Donbas direbut oleh pasukan separatis yang didukung Rusia tahun itu.

Anggota NATO Turki berbagi perbatasan maritim dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam, memiliki hubungan baik dengan keduanya dan telah menawarkan untuk menengahi di antara mereka.

Ia telah menyuarakan dukungan untuk Ukraina tetapi juga menentang sanksi Barat yang diterapkan pada Moskow atas invasi tersebut.

Sementara menjalin hubungan dekat dengan Rusia pada energi, pertahanan dan perdagangan dan sangat bergantung pada turis Rusia, Turki telah menjual drone ke Ukraina, membuat marah Moskow.***

Editor: Husni Habib

Sumber: Channel News Asia (CNA)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah