Network
wartasidoarjo.com - Negara-negara Barat meningkatkan pengiriman senjata mereka ke Ukraina meskipun ada keragu-raguan di Jerman tentang memasok tank-tank berat, menggarisbawahi kepercayaan mereka yang semakin besar terhadap peluang kemenangan Kyiv.
Dengan konflik yang melambat selama musim dingin, para pendukung Ukraina telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa bahaya terbesar adalah apa yang disebut "kelelahan Ukraina" di ibu kota Barat.
Jika minat dan simpati berkurang untuk keadaan buruk negara itu hampir setahun setelah invasi Rusia, atau melonjaknya harga makanan dan bahan bakar menyebabkan para pembuat keputusan Barat untuk fokus pada masalah domestik mereka sendiri, dukungan untuk Ukraina dapat goyah pada saat kritis.
Sebaliknya - untuk saat ini - kebalikannya tampaknya benar setelah serangkaian janji baru minggu ini tentang senjata yang lebih berat untuk Ukraina, ditambah dengan dukungan keras untuk tujuan Ukraina merebut kembali tanah yang diduduki.
"Kami melihat dukungan dan penguatan bantuan," Andriy Yermak, kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, mengatakan kepada Forum Ekonomi Dunia di Davos, di mana delegasi besar Ukraina melobi bantuan sepanjang minggu.
Barat mengindikasikan bahwa "kami akan memberikan semua yang Anda butuhkan, tidak hanya untuk eksis, tetapi juga untuk menang. Itu penting," katanya, Kamis (19/1).
Lama waspada untuk memprovokasi Rusia yang bersenjata nuklir, Barat menolak untuk mempersenjatai Ukraina dengan cara yang berarti sebelum invasi Rusia dan telah memperlambat pengiriman "senjata ofensif" seperti tank dan kendaraan tempur infanteri karena takut memprovokasi Kremlin.
Pada hari Jumat, koalisi sekitar 50 negara yang mendukung Ukraina bertemu di pangkalan militer Ramstein di Jerman, dengan janji senjata baru diharapkan.
Pada hari Kamis, Amerika Serikat dan Inggris, Estonia, Swedia, Finlandia, dan Denmark mengumumkan paket individu, menjanjikan kendaraan tempur lapis baja baru yang kuat, artileri presisi tinggi jarak jauh, dan persediaan amunisi penting.
