WartaSidoarjo.com - Kinerja penanganan bayi stunting di Kabupaten Sidoarjo mulai menunjukkan hasil positif.
Prevalensi stunting di Sidoarjo dinyatakan turun hingga 8,8 persen per tahun 2020.
Angka penurunan tersebut cukup drastis mengingat di tahun sebelum angka stunting di Sidoarjo masih dua digit alias 13,6 persen.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan stunting tidak cuma sekadar soal gizi tapi juga problem sosial dan lingkungan hidup.
"Makanya, intervensi kami tidak melulu soal mengatasi akses terhadap kebutuhan pangan tapi juga perbaikan lingkungan dan semua hal yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi,” ungkap Gus Muhdlor, Rabu 8 Desember 2021.
Bupati muda itu menjelaskan pencegahan stunting menjadi prioritas nasional yang juga harus menjadi prioritas dari setiap tingkat pemerintahan dalam penyusunan rencana dan anggaran pembangunan nasional maupun daerah.
Baca Juga: UMKM di Sidoarjo Dapat Program Modal Murah dari Pemkab Sidoarjo, Pinjaman Modal Hingga Rp. 200 Juta
“Sidoarjo adalah daerah industri yang tumbuh pesat. Baik industri manufaktur, pertanian, perikanan, bahkan UMKM-nya. Sangat disayangkan masih ada bayi stunting," ujarnya.
"Tahun depan kami targetkan di bawah lima persen bahkan nol persen pada 2023. Ekonomi Sidoarjo yang tumbuh pesat harus diimbangi kualitas sumber daya manusia terbaik,” lanjutnya.
Gus Muhdlor mengatakan pencegahan stunting di Sidoarjo dilakukan secara konvergen.
Yakni menitikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi di antaranya, faktor makanan, pengasuhan, kesehatan dan lingkungan.
Faktor makanan berhubungan erat dengan ketahanan pangan khususnya akses terhadap pangan bergizi.
Faktor pengasuhan berhubungan erat dengan lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak.
Pada faktor kesehatan berkaitan erat dengan akses pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan.
Sedangkan faktor lingkungan berkaitan dengan kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi.
Keempat faktor tersebut secara tidak langsung memengaruhi asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak.
"Intervensi terhadap keempat faktor dapat mencegah malnutrisi,” tutup Gus Muhdlor.***