Produk Terafiliasi Israel Melawan Boikot, Gencarkan Kampanye Disinformasi di Media Sosial

- 31 Maret 2024, 19:15 WIB
Air minum Sirma Produksi Danone yang didirikan di Turki
Air minum Sirma Produksi Danone yang didirikan di Turki /Istimewa

Wartasidoarjo.com - Berlanjutnya boikot terhadap produk-produk terafiliasi Israel di Indonesia agaknya membuat gerah beberapa pihak yang terdampak. Ini berakibat pada munculnya disinformasi yang berupaya menepis keterkaitan produk mereka dengan negara zionis Israel yang saat ini sedang melakukan genosida di Gaza, Palestina.

Disinformasi untuk memunculkan kebingungan di tengah konsumen Muslim ini juga dikampanyekan melalui media chatting WhatsApp. Sasarannya, dari ibu rumah tangga, kelompok profesi, hingga ibu-ibu pengajian. 

Direktur Eksekutif YKMI, Ahmad Himawan mengatakan upaya pembelaan diri dengan taktik disinformasi seperti ini secara sinis disebut dengan istilah “Palestina Washing”. Kampanye berbaik-baik dengan Palestina ini, lazimnya menyebut bagaimana sejumlah perusahaan multinasional telah ikut menyumbangkan donasi kemanusiaan untuk membantu warga Gaza, atau menyebut produk mereka diproduksi di Indonesia –walaupun sebetulnya markas pusatnya ada luar negeri. 

“Konsumen Muslim seharusnya menggunakan produk-produk alternatif sebagai pengganti,” kata Ahmad dilansir dari diskusi publik bertema "Ramadhan Tanpa Produk Genosida" di Jakarta (15/3). 

Ahmad menyebut bahwa berdasarkan analisa dan kajian internal, YKMI merekomendasikan boikot massal atas sepuluh brand produk perusahaan multinasional asing, termasuk Starbucks, Danone, Nestle, Zara, Kraft Heinz, Unilever, Coca Cola Group, McDonalds, Mondelez, Burger King, dan produk kurma dari Israel.

“Kami menyarankan konsumen Muslim menghindari semua produk tersebut sejak Ramadhan ini, “ tambahnya.

Boikot produk terafiliasi Israel harus diakui memang telah berdampak. Tak kurang, kanal berita Al Jazeera mengungkapkan bagaimana boikot telah berdampak pada produk-produk terafiliasi Israel di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dan Malaysia. Media internasional ini melaporkan kencangnya gerakan boikot konsumen Muslim sebagai protes atas pembersihan etnis yang dilakukan militer Israel di Gaza.

“Ini bukanlah boikot langsung, melainkan perasaan tidak senang yang mendalam terhadap Israel,” kata Putra Kelana di Medan, Sumatera Utara, kepada Al Jazeera, tentang alasannya memboikot produk makanan siap saji global, McDonald’s (20/3). 

Kelana bersama keluarga dan teman-temannya telah melakukan boikot terhadap McDonald’s sejak Oktober 2023, ketika McDonald’s Israel menyumbangkan ribuan makanan gratis kepada militer Israel di tengah pengeboman masif di Gaza.

Halaman:

Editor: Husni Habib


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x