Kronologi, Kerusuhan Aremania di Stadion Kanjuruhan : Suppoter Bergelimpangan & Berlumuran Darah

3 Oktober 2022, 08:10 WIB
Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom. /Antara/Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO

WartaSidoarjo.com - Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu 1 Oktober 2022 menyisakan kepedihan di hati seluruh bangsa Indonesia. 

 

Persebaya vs Arema FC di kejuaraan bergengsi BRI Liga 1, yang menuai kekalahan 3:2 bagi Arema, yang membuat banyak orang tua kehilangan anak mereka. 

 

Tak terima atas kekalahan Arema di kandangnya sendiri, membuat Aremania nekat masuk kedalam lapangan dan berakhir rusuh, hingga menewaskan ratusan orang. 

Baca Juga: Solidaritas untuk Aremania, Bank Jatim Beri Bantuan Para Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan

Pengakuan salah satu Aremania yang selamat dalam tragedi tersebut, membongkar kronologi kerusuhan tersebut. 

 

Melalui akun twitter @RezqiWahyu_05, ia mengaku menyaksikan sendiri kejadian tersebut dan merasa sedih. 

 

"Assalamualaikum, sebelumnya saya turut berduka cita sedalam dalamnya, terhadap korban insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Yang kedua syukur Alhamdulillah, saya di beri keselamatan sampai di rumah, dan bisa menceritakan kronologi versi saya pribadi" tulisnya

 

"Dari awal saya masuk stadion, pemain sedang melakukan pemanasan, semua berjalan dengan tertib hingga kick off pukul 20.00" tulisnya lagi

Baca Juga: Lee Min Ho Ungkap Belasungkawa Atas Insiden Kerusuhan Arema FC VS Persebaya yang Menewaskan Ratusan Korban

"Kick Off di mulai dan semua masih berjalan tertib tanpa kericuhan apapun. Yang ada hanya suporter Arema sering melontarkan psywar ke arah pemain Persebaya" imbuhnya

 

"Babak pertama selesai dan ada sedikit kericuhan di tribun 12-13, namun sudah dapat diatasi oleh pihak berwajib" imbuhnya

 

"Babak ke dua berlanjut, dan Persebaya berhasil mencetak gol yang ke 3, Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, namun tidak ada gol yang tercipta" imbuhnya

 

"Hingga peluit panjang di bunyikan, Arema FC masih belum bisa menambah perolehan golnya dan harus menerima kekalahan. Disini awal mula tragedi dimuali. Setelah pluit di bunyikan pemain Arema tertunduk lesu dan kecewa" tambahnya

 

"Pelatih Arema dan Manajer tim mendekati tribun timur dan menunjukan gestur minta maaf ke suporter. Disisi lain ada salah satu orang suporter yang nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Terlihat sedang memberi motivasi dan kritik bagi mereka" tambahnya

 

"Kemudian ada beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat salah satu pemain memberi pengertian kepada oknum oknum tersebut" tambahnya

 

"Namun semakin banyak Aremania yang berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi ikut meluapkan kekecewaan" tambahnya lagi

 

"Diikuti dengan lempar lempar berbagai macam benda kearah lapangan, dan suporter mulai tidak terkendali. Akhirnya pemain digiring masuk dengan kawalan pihak berwajib" ceritanya

 

"Setelah pemain masuk, suporter semakin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk kelapangan" imbuhnya

 

"Pihak aparat juga melakukan berbagi upaya untuk memukul mundur para suporter yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, dipentung dengan tongkat panjang, 1 suporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya" tulisnya

 

"Tapi saat aparat memukul mundur suporter disisi selatang suporter dan dari sisi utara menyerang ke arah aparat" ceritanya

 

" Aparat menembakkan beberapa kali gas ar mata, kearah suporter yang ada dilapangan. Silih bergati suporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara" tulisnya lagi

Para suporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh di atas tribun. Mereka berlarian mencari pintu keluar, tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para suporter panik terkena gas air mata

 

" Kondisi diluar stadion sangat mencekam, banyak suporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita, suporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata kata makian, batu bata, besi dan batako berterbangan" tandasnya.***

Editor: Dwita Ebo

Tags

Terkini

Terpopuler