Pakar Geologi ITS Sebut Gempa Tuban yang Terasa Hingga Surabaya Merupakan Peristiwa yang Jarang Terjadi

23 Maret 2024, 05:25 WIB
gempa bumi terjadi di Timur Laut Tuban - Jatim /BMKG

 

WartaSidoarjo.com - Gempa bumi berkekuatan 6,5 magnitudo yang terjadi pada Jumat 22 Maret 2024 dengan titik pusat 132 kilometer Timur Laut Tuban mengguncang Jawa Timur getarannya terasa hingga Surabaya, Bawean, Gresik, Lamongan dan sekitarnya.

Gempa terjadi berulang-ulang dengan gempa susulan tersebt membuat panik warga berhamburan keluar karena goncangannya cukup terasa. Apa penyebab gempa bumi tersebut?

Pakar Geologi ITS Peneliti Senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Dr Ir Amien Widodo MSi mengatakan bahwa guncangan yang terjadi pada daerah laut itu dipicu oleh sesar aktif di Laut Jawa. Gempa dengan kedalaman 10 kilometer ini pun membuat jangkauan daerah guncangan semakin meluas hingga daratan Pulau Jawa.

Baca Juga: Gempa Susulan Guncangannya Lebih Berasa di Surabaya, BMKG Sebut Tidak Berpotensi Tsunami

Peneliti Senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Dr Ir Amien Widodo MSi ITS

Menurut Amien, gempa dengan kedalaman dangkal yang disebabkan oleh sesar aktif ini ialah peristiwa yang jarang terjadi. Adanya pergeseran dan tekanan dari dua permukaan pada Laut Jawa ini menimbulkan getaran dengan skala Modified Mercally Intensity (MMI) III-IV.

“Intensitas tersebut dapat mengakibatkan guncangan dan retakan pada daerah permukaan. Semakin kuat skala intensitasnya, dampak yang dirasakan akan semakin berbahaya,” jelasnya.

Ia pun menjelaskan bahwa pergeseran permukaan pada gempa Tuban terjadi secara horizontal sehingga tidak berpotensi tsunami. Namun, gempa ini akan menghasilkan beberapa gempa susulan dengan skala magnitudo yang lebih rendah dari gempa pertama.

Baca Juga: Breaking! Terjadi Gempa Bumi yang Dirasakan Oleh Warga Surabaya, Ini Kata BMKG

“Untuk mitigasinya, gempa tersebut perlu dimonitoring guna mengetahui apakah ada tekanan yang masih aktif atau tidak,” tutur dosen Departemen Teknik Geofisika ITS itu.

Pakar Geologi ITS ini pun mengungkapkan bahwa pada tahun 2017 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) telah merilis sebanyak 295 sesar aktif di Indonesia yang berpotensi gempa. Maka dari itu, sudah seharusnya pemerintah daerah yang berdekatan dengan sesar aktif itu harus melakukan pemeriksaan seperti pengecekan kondisi bangunan, permukaan, dan sejenisnya.

Hingga berita ini dirilis, belum ada informasi lebih lanjut mengenai dampak dari gempa berskala sedang itu. Amien pun mengharapkan masyarakat dapat lebih waspada dengan fenomena gempa yang terjadi karena sesar aktif ini. “Masyarakat perlu menyiapkan diri apabila terjadi gempa-gempa ke depannya,” tuturnya mengingatkan.***

 

 

Editor: Nurmawati Ikromah

Tags

Terkini

Terpopuler