Network
WartaSidoarjo.com - Laba kuartal pertama penambang tembaga Freeport-McMoRan Inc berkurang lebih dari setengahnya pada hari Jumat, dirugikan oleh penurunan produksi dan harga yang lebih rendah di tengah tanda-tanda perlambatan ekonomi.
Pada bulan Februari, perusahaan terpaksa menghentikan operasi di tambang Grasberg di Indonesia selama lebih dari dua minggu setelah tambang dilanda banjir.
Freeport juga memperingatkan pada bulan Januari bahwa perjuangannya untuk mendapatkan pekerja di Amerika Serikat membatasi jumlah tembaga yang dapat diproduksinya.
Baca Juga: Staf Pemerintah Irlandia Menyarankan untuk Menghapus TikTok dari Perangkat Kerja
Perusahaan melaporkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham biasa sebesar $663 juta, atau 46 sen per saham, dalam tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret, dibandingkan dengan $1,53 miliar, atau $1,04 per saham, setahun sebelumnya. Saham Freeport sedikit turun sebelum lonceng pada hari Jumat.
Produksi tembaga perusahaan pada kuartal tersebut turun menjadi 965 juta pound dari 1,01 miliar pound setahun sebelumnya. Freeport, yang beroperasi di Amerika dan Indonesia, juga memangkas perkiraan belanja modal tahunan menjadi sekitar $5,1 miliar dari $5,2 miliar.
Penambang melaporkan realisasi harga tembaga rata-rata $4,11 per pon untuk kuartal tersebut, dibandingkan dengan $4,66 setahun sebelumnya. Harga tembaga sekitar 10 persen lebih rendah selama kuartal pertama, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tertekan oleh pemulihan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan di China konsumen utama dan tanda-tanda perlambatan dalam kegiatan ekonomi global.
Berdasarkan penyesuaian, Freeport memperoleh 52 sen per saham pada kuartal tersebut, dibandingkan dengan perkiraan 45 sen per saham, menurut data Refinitiv.***
