Bukan Galon, Tim Peneliti Temukan Penumpukan Sampah Kemasan Gelas Plastik

- 18 Januari 2024, 06:43 WIB
Temuan jenis sampah di 6 kota besar
Temuan jenis sampah di 6 kota besar /Net Zero Waste

Wartasidoarjo.com - Sebagai pendatang baru yang penjualannya lagi moncer-moncernya, galon Le Mineral tak pelak sering jadi sasaran kampanye negatif. Produk inovatif besutan PT Tirta Fresindo Jaya itu belakangan ini dicap sebagai beban lingkungan lantaran wadah plastiknya hanya sekali pakai dan ukurannya juga jumbo ketimbang kemasan plastik air mineral lainnya. 

Tapi apakah faktanya memang begitu? Riset anyar Net Zero Waste Management Consortium, dipublikasikan pada 22 November 2023, justru bilang sebaliknya. Dari investigasi audit sampah secara serentak di enam kota, termasuk Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Samarinda dan Bali, pada 2022, tim peneliti lapangan lembaga tidak mendapati adanya sampah galon Le Minerale di tempat pembuangan akhir sampah di enam kota tersebut. Alih-alih, tim riset menemukan sampah plastik air mineral kemasan gelas sebagai salah satu biang sampah terbesar di enam kota. 

Dalam sebuah laporan bertajuk 'Potret Sampah 6 Kota', konsorsium riset berbasis Jakarta itu menyebutkan sampah gelas plastik sejumlah brand minuman ternama ditemukan dalam volume yang besar di banyak site, baik di bak/tong sampah, Tempat Pembuangan Sementara (TPS), truk sampah, Tempat Pembuangan Akhir (TPA), badan-badan air, tanah kosong, tepi jalan, pesisir, laut, dan banyak lagi. 

Sementara itu, dalam daftar 10 teratas sampah air mineral kemasan gelas, ikut masuk pula sampah gelas plastik brand Cleo, Prima, Sanqua, dan Chrystaline. Dalam daftar yang sama, ikut masuk pula sampah gelas plastik brand minuman berperisa Ale-Ale (urutan tujuh) dan Value Plus (urutan sepuluh).

"Sampah kemasan produk konsumen ukuran kecil memang selalu jadi masalah terbesar di setiap TPA di enam kota besar tersebut,' kata lead researcher Net Zero," Ketua Tim Peneliti Net Zero Waste Management, Ahmad Syafrudin.

Proses pengurangan penumpukan sampah
Proses pengurangan penumpukan sampah Net Zero Waste

Menurut Ahmad, temuan riset ini mengindikasikan program pengurangan sampah oleh pemilik brand belum efektif. Sampah botol produk minuman, seluruhnya menggunakan kemasan plastik Polietilena Terefatalat, sebenarnya bernilai ekonomis sehingga tak seharusnya tercecer di pembuangan sampah atau lingkungan terbuka. 

Masalahnya, kata Ahmad, bank sampah, yang digadang-gadang menjadi tulang punggung dalam skema Circular Economy (CE) pengelolaan sampah, belum berjalan efektif di semua kota. 

"Kami menndapati bank sampai di banyak kota belum efektif menyerap sampah dengan residual value tinggi sekalipun, karena sebagian besar masih bekerja ala kadarnya. Demikian halnya pemulung dan pelapak hanya menyerap sampah dengan residual value tinggi saja," tambahnya.

Halaman:

Editor: Husni Habib


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah