Dia ingat ketika awal mula dirinya menekuni bidang analis kesehatan. Dulu sebetulnya mengambil kuliah analis kesehatan itu ketidak sengajaan.
“Harapan orang tua, agar saya bisa studi lanjut ke jenjang pendidikan tinggi, waktu itu dapat informasi dari SMA, ada jurusan D-III Analis Kesehatan, dilihat biayanya yang tidak begitu mahal, dan kuliah hanya 3 tahun, dengan harapan cepat dapat kerja. Mulai dari sanalah, saya mencintai dunia analis kesehatan,” ungkapnya.
Pria yang juga sebagai editor dan reviewer pada Jurnal Ilmiah bidang Teknologi Laboratorium Medik menambahkan, bahwa orang tuanya selalu mendukung pilihannya, dengan catatan apa yang dipilih dapat dipertanggung jawabkan kelak.
Ia bersyukur dapat lolos melalui jalur prestasi. Waktu itu orang tuanya ikut membantu mengisikan berkasnya, bahkan sampai mengantarkan ke Bandung untuk mengurus pendaftaran, saat ini posisi rumahnya di Banten.