Jumlah Pendaftar PembaTIK Jatim Capai 16.273, Terbanyak di Indonesia

- 19 November 2023, 10:52 WIB
Jatim sabet dua penghargaan di ajang Anugerah Ki Hajar
Jatim sabet dua penghargaan di ajang Anugerah Ki Hajar /Humas Pemprov Jatim

Wartasidoarjo.com - Capaian membanggakan kembali ditorehkan Provinsi Jawa Timur di tingkat nasional. Kali ini, Pemprov Jawa Timur sukses menyabet dua penghargaan sekaligus dalam ajang Anugerah Ki Hajar 2023 yang digelar Kemendikbudristek RI, Jumat (17/11) malam. 

Dua penghargaan yang berhasil dibawa pulang Jawa Timur tersebut yakni Daerah Jawara Belajar.id. Kemudian juga Penghargaan Sinergi dimana Jatim menjadi partisipasi daerah dengan Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) terbanyak.

Kedua penghargaan tersebut diserahkan oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti didampingi Kepala Pusdatin Muh. Hasan Chabibie kepada Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai yang mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Hal inipun diapresiasi dengan bangga oleh Gubernur Khofifah. Menurutnya, penghargaan ini menjadi kado istimewa Hari Guru yang jatuh pada 25 November mendatang. Sekaligus membuktikan bahwa guru di Jatim melek akan teknologi dan digitalisasi. Terlebih, tantangan besar digitalisasi juga menuntut guru untuk terus mengupgrade diri lewat literasi digital.  

"Alhamdulillah, terimakasih dan apresiasi kami sampaikan pada seluruh tenaga pendidik di Jatim. Dua penghargaan ini sangat berarti bagi Jatim, sekaligus penyemangat insan pendidikan kita untuk semakin meningkatkan kualitas pendidikan yang adaptif dan melek perkembangan teknologi dan digitalisasi," ucap Gubernur Khofifah, Sabtu (18/11).

 

Khofifah menambahkan dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital, guru juga harus mampu mengajak siswanya berpikir kritis, analitis, dan reflektif, bukan hanya sekedar mengejar target nilai sesuai kurikulum. Sehingga peserta didik dapat termotivasi untuk mempraktekan ilmu yang dimiliki dan ikut berkontribusi ke dalam masyarakat. 

"Saat ini, pendidikan tidak lagi satu arah. Dan guru yang menjadi pusat. Penting bagi guru sebagai fasilitator untuk menunjukan kompetensi yang harus dipenuhi siswa. Karena di era digital, siswa bisa mengakses berbagai informasi atau materi pembelajaran dari mana saja, bisa belajar dimana saja kapan saja. Ini tantangan yang harus ditangkap dengan baik oleh guru," tandasnya.  

Untuk itu, lanjut Khofifah diperlukan partisipasi aktif melalui pendidikan interaktif untuk memperoleh pengetahuan. Dengan begitu, peserta didik tidak hanya menerima pengetahuan secara pasif sesuai dengan yang telah dirancang oleh orang lain. Tapi juga mendapatkan pengetahuan dari apa yang ingin mereka ketahui. 

Halaman:

Editor: Husni Habib


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x