Berhasil Pecahkan Rekor Muri, Unesa Ajak 2 Ribu Guru Senam Bersama

- 9 Juni 2024, 18:50 WIB
Suasana Senam Bersama yang digelar Unesa
Suasana Senam Bersama yang digelar Unesa /Unesa

Wartasidoarjo.com - Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui Badan Pendidikan Profesi Guru (BPPG) meluncurkan Senam Guru Indonesia (SGI) di Lapangan Rektorat, Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya, pada Sabtu, 8 Juni 2024. Peluncuran tersebut ditandai dengan senam bersama yang diikuti sekitar 2.000 guru se-Kota Surabaya. 

Berkat inovasi dan gerakan Senam Guru Indonesia tersebut, kampus 'Rumah Para Juara' mencatatkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai universitas pertama yang menginisiasi senam guru.

"Senam guru kami luncurkan untuk mengembalikan tradisi senam kebugaran jasmani yang dulu pernah populer. Tujuannya adalah untuk meningkatkan aktivitas fisik dan kebugaran para guru dan masyarakat pada umumnya," ucap Kepala BPPG UNESA, Dr. Fatkur Rahman Kafrawi, M.Pd. 

Dia menyebutkan bahwa senam guru tersebut digagas berdasarkan kajian ilmiah yang menunjukkan rendahnya tingkat kebugaran fisik masyarakat Indonesia. 

Berdasarkan data, hanya sekitar 3.513 masyarakat Indonesia yang melakukan aktivitas kebugaran fisik. Padahal idealnya, salah satu faktor untuk membuat SDM Indonesia yang unggul adalah setidaknya ada 10.000 lebih masyarakat yang beraktivitas atau berolahraga. 

Dari kajian tersebut, imbuhnya, PPG UNESA sebagai pencetak calon guru yang diproyeksikan untuk pendidikan nasional ke depan harus mampu menginisiasi program efektif yang disarankan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). 

Luaran atau output dari program tersebut adalah launching Senam Guru Indonesia. Lebih lanjut pria yang akrab disapa Pak Fatkur itu menjelaskan bahwa MURI dan medali bukanlah target utama UNESA, tetapi perubahan mindset dari guru-guru di Indonesia agar lebih peduli dengan olahraga dan kebugaran fisiknya.

Baginya, gerak tubuh bukanlah kewajiban, melainkan kebutuhan yang nantinya menjadi investasi individu dalam rangka menunjang etos kerja dan mampu menjawab tantangan global.

Sehingga jika seorang guru tidak memiliki badan yang bugar sewaktu mengajar, maka dikhawatirkan nantinya akan datang dengan emosi yang kurang stabil dan hal tersebut berpotensi mempengaruhi suasana proses pengajaran di dalam kelas. “Kalau gurunya bugar, kegiatan belajar mengajar di kelas akan berjalan lancar,” ungkapnya.***

Editor: Husni Habib


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah