Lifting Minyak Indonesia 2022 Meleset dari Target, Harapan Proyek Terhenti untuk Dilanjutkan

- 19 Januari 2023, 06:37 WIB
Seorang pengemudi truk tangki bahan bakar menunggu untuk memuat muatannya di depot bahan bakar milik negara Pertamina di Jakarta
Seorang pengemudi truk tangki bahan bakar menunggu untuk memuat muatannya di depot bahan bakar milik negara Pertamina di Jakarta /Husni Habib /REUTERS/Darren Whiteside

WartaSidoarjo.com- Indonesia mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka kehilangan target produksi minyak dan gas tahun lalu tetapi mengharapkan proyek gas yang telah lama terhenti, Indonesia Deepwater Development (IDD) dan blok gas Masela, untuk melanjutkan pembangunan segera.

Negara Asia Tenggara, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak mentah menjadi 1 juta barel per hari (bpd) dan gas menjadi 12.000 juta kaki kubik standar per hari (mmscfd) pada tahun 2030, dan meningkatkan upaya untuk menarik investasi dan terhenti proyek berjalan.

Raksasa minyak A.S. Chevron hampir mencapai kesepakatan dengan investor untuk mentransfer sahamnya dan operator IDD, kata Dwi Soetjipto, kepala regulator minyak dan gas hulu (SKK Migas). Chevron mengumumkan pada awal 2020 niatnya untuk keluar dari 62 persen sahamnya dalam proyek tersebut karena membuat perubahan besar pada portofolio globalnya.

"Chevron dan calon yang akan mengambil alih sudah sepakat hal ini bisa diselesaikan pada kuartal pertama," kata Dwi tanpa menyebutkan nama calon. Tutuka Ariadji, seorang pejabat senior kementerian energi, mengatakan kepada parlemen pada bulan Desember bahwa pihak berwenang berharap perusahaan energi Italia Eni dapat mengambil alih pengoperasian SLI.

Proyek IDD yang berlokasi di Selat Makassar ini melibatkan lapangan gas Bangka, Gendalo, dan Gehem. Produksi telah dimulai di Bangka. Proyek tersebut memiliki kapasitas desain yang direncanakan sebesar 1,1 miliar kaki kubik gas alam dan 47.000 barel kondensat per hari, menurut situs web Chevron.

SKK Migas berharap SLI bisa onstream pada 2028. Sementara itu, Pertamina sedang bernegosiasi untuk mengambil alih kemitraan Shell dalam proyek gas Masela, kata Dwi.

Produksi hulu Indonesia pada 2022 berada di bawah target di tengah penghentian yang tidak direncanakan dan karena blok yang jatuh tempo.

Lifting minyak mentah mencapai 612.300 bpd tahun lalu dan lifting gas 5.347 mmscfd, kata Dwi kepada wartawan, dibandingkan dengan target 703.000 bpd minyak dan 5.800 mmscfd gas.

Untuk tahun 2023, lifting minyak ditargetkan sebesar 660.000 bph dan gas ditargetkan sebesar 6.160 mmscfd. Produksi gas alam cair terlihat pada 204 hingga 206 kargo tahun ini, naik dari 196 kargo tahun lalu.

Halaman:

Editor: Husni Habib

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah