WartaSidoarjo.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyiapkan jurus-jurus jitu untuk mengendalikan angka stunting yang mengalami kenaikan.
Seperti diketahui, faktor penyebab naiknya stunting salah satunya karena pandemi Covid-19 berkepanjangan yang berdampak menurunnya ekonomi orang tua.
Hal tersebut membuat banyak orang tua tidak bisa memenuhi hak anak mengenai asupan makanan sehat dan bergizi.
Dilansir dari Instagram Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, @bkkbnofficial, berikut anjuran BKKBN untuk mencegah stunting.
1. BKKBN mengimbau pemerintah desa agar gencar mengampanyekan prakonsepsi.
Hal ini dilakukan salah satunya dengan memeriksa indung telur pada perempuan dan memerika kondisi persiapan sperma laki-laki sebelum menikah.
Baca Juga: Japfa Beri Bantuan 1.200 Paket Daging & Telur Kepada Nakes di Sidoarjo
2. BKKBN mengusulkan program Antenatal Care (ANC) kepada ibu hamil agar bayi tidak lahir sebelum waktunya.
3. BKKBN akan memaksimalkan imunisasi yang dinilai membuat balita tidak menjadi stunting.
4. BKKBN juga mengusulkan kepada Kementerian dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) agar semua ibu hamil harus didampingi.
Pendamping yang terlibat dalam hal ini yakni bidan, PKK, dan kader setempat untuk tertib mengingatkan para ibu hamil seperti kontrol ANC, dan jika memang ada ibu hamil yang berisiko tinggi dapat diketahui lebih dini.
5. BKKBN menyampaikan akan membagikan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang selama ini hanya terealisasi tujuh persen agar bisa dimaksimalkan kembali.
Diharapkan masyarakat bisa mengikuti beberapa anjuran dari BKKBN tersebut untuk mencegah stunting di tengah pandemi Covid-19.***