Bagaimana Hukum Puasa yang Diniatkan untuk Diet? Begini Penjelasannya

15 April 2022, 16:05 WIB
Ilustrasi puasa. /Freepik/8photo

WartaSidoarjo.com - Puasa di bulan suci Ramadhan merupakan salah satu kewajiban yang harus dijalani umat muslim.

 

Hikmah puasa tidak hanya berkaitan dengan manfaat di akhirat, namun juga bisa dirasakan di dunia. 

 

Di antara manfaat di dunia adalah puasa dapat menjaga kesehatan tubuh dan menjauhkan orang yang melaksanakannya dari penyakit

Baca Juga: Berolahraga Saat Puasa, Terapkan Beberapa Tips Berikut Agar Tubuh Semakin Sehat dan Segar di Bulan Ramadhan

Dengan menerapkan puasa dan pola makan yang sehat tak jarang orang akan merasa lebih sehat, tak jarang dalam puasanya seseorang menyertakan niat melakukan diet.

 

Lantas bagaimana hukum berpuasa dengan niatan diet?. Dikutip dari nu.online berikut ini penjelasan mengenai puasa dengan niatan untuk diet.

 

1. Pertama

Niat diet disertakan saat pelaksanaan niat puasa, semisal “aku niat berpuasa Ramadhan dan diet”. Dalam hal ini, ulama berbeda pendapat mengenai keabsahan puasanya. 

 

Menurut pendapat yang kuat, puasa Ramadhannya tetap sah. Kasus yang demikian jarang sekali terlaku, bahkan hampir tidak ada.   

Baca Juga: Tips Olahraga dan Menjaga Kebugaran Tubuh Selama Menjalankan Puasa Ramadhan

2. Kedua, 

Ada motivasi melakukan diet di luar pelaksanaan niat puasa. Kasus yang kedua ini banyak terjadi. 

 

Artinya, seseorang tetap niat puasa seperti aturan fiqih, namun ia memilki motivasi lain di luar puasa, yakni melakukan diet. 

 

Dalam hal ini, puasanya tetap dihukumi sah, sebab puasa telah dilakukan dengan niat sesuai standar fiqih.   

 

 

Sedangkan untuk pahala, ulama berbeda pendapat. Menurut al-Imam al-Zarkasyi dan Izzuddin bin Abdissalam, tidak mendapat pahala puasa secara mutlak. 

 

Menurut Syekh Ibnu Hajar, mendapat pahala secara mutlak, baik tujuan ibadah lebih dominan, berimbang atau bahkan dikalahkan oleh tujuan diet. 

 

Menurut Imam al-Ghazali diperinci, jika tujuan diet lebih dominan, maka pahala puasa tidak didapat, jika lebih dominan tujuan puasa, maka mendapat pahala. 

 

Jika keduanya berimbang, maka saling berguguran. Menurut sebagian ulama, bila dua tujuan berimbang, tetap mendapat pahala.***

 

 

 

Editor: Nurmawati Ikromah

Sumber: NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler