Bahaya Pijat Perut pada Organ Reproduksi Wanita, Begini Kata Pakar Obgyn UNAIR

- 25 April 2024, 14:59 WIB
Ilustrasi pijat
Ilustrasi pijat /pexels.com/cottonbro

WartaSidoarjo.com - Pijat masih menjadi metode penyembuhan favorit di kalangan masyarakat desa, khususnya pijat perut.

Termasuk banyak perempuan yang memanfaatkan pijat untuk mengatasi kengser dan beser. Padahal, pijat perut bukan solusi pengobatan kengser dan beser. Selain tidak tepat, bahkan mungkin bisa berbahaya.

Kengser alias rahim turun atau dalam medis disebut prolaps uteri. Umumnya, gejala ini disertai dengan kondisi sistokel atau penurunan kandung kemih dan rektokel atau penurunan rectum. Sedangkan beser atau inkontinensia urin, biasanya menggambarkan keluhan keinginan buang air kecil secara terus menerus.

 

Penyebab Prolaps Uteri dan Inkontinensia Urin

Pakar Obgyn Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Dr Eighty Mardiyan K dr SpOG Subsp Urogin RE menjelaskan, prolaps uteri dan inkontinensia urin adalah dua kondisi yang terjadi akibat kelemahan atau kerusakan pada dasar panggul.

Menurutnya, penyebab terbanyak dari kondisi ini adalah proses persalinan pervaginam yang sulit dan kehamilan berulang. Selain itu, juga dipengaruhi oleh beberapa permasalahan, seperti kegemukan, menopause, faktor genetik dan pekerjaan yang menyebabkan tekanan perut meningkat. Seperti pekerjaan angkat beban berat.

“Tidak semua persalinan normal menyebabkan kelemahan dan kerusakan dasar panggul. Tetapi ada beberapa persalinan yang berisiko yang dapat menyebabkan robekan pada vagina. Misalnya, ukuran bayi sangat besar, proses mengejan yang lama, hingga persalinan dengan alat vakum atau forsep,” papar Prof Eighty. 

Bila robekan itu tidak terjahit dengan baik dan tidak kembali seperti semula, sambungnya, maka fungsi dasar panggul tidak bisa normal kembali. Bahkan dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada rahim, kandung kemih, dan rektum. 

Halaman:

Editor: Nurmawati Ikromah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x