Berbagai Kisah Pilu Korban Kekejian Israel Terhadap Warga Palestina dari Tahun ke Tahun

6 November 2023, 17:05 WIB
Ilustrasi terkait masyarakat Palestina bertahan hidup di negerinya sendiri yang sangat miris karena dianggap ilegal oleh zionis Israel. /Tangkapan layar/Instagram @mohammadgaza1

WartaSidoarjo.com - Berbagai kisah menyentuh korban kekejian Israel terhadap warga Palestina membanjiri internet. Tidak hanya saat ini tetapi sejak beberapa tahun lalu.

Masih segar dalam ingatan kisah perawat bernama Razan al Najjar (21). Dia tewas ditembak tentara Israel saat memberi pertolongan pertama kepada demonstran di perbatasan Gaza, 1 Juni 2018.

Razan adalah sukarelawan palang merah yang berdedikasi menyelamatkan nyawa orang-orang yang terluka akibat kekejian penjajah Israel.

Baca Juga: Warga Israel Kepung dan Demo di Kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

Tembakan di dada oleh penembak jitu membuat Razan tewas seketika. Rompi putih dengan lambang palang merah pun seketika menjadi merah dari darah Razan.

Kisah lain yang menyentuh adalah Mohammed al Durrah (12). Dia meninggal di pelukan ayahnya, Jamal, pada 30 September 2000. Durrah tertembak tentara Israel ketika sedang berlindung di persimpangan Netzarim, dekat kamp pengungsi Jabalia.

Video yang merekam detik-detik kematian Durrah menjadi simbol penderitaan rakyat Palestina di bawah penjajahan Israel.

Tak lupa, Izz al Din al Sammak (13) yang gugur saat penjajah Israel melakukan serangan udara di Gaza, 10 Oktober 2023. Izz adalah difabel yang tidak bisa berbicara, berjalan, atau mendengar. Dia hanya bisa tersenyum dan menangis.

Baca Juga: Semangka Menjadi Simbol Cinta untuk Palestina, Apa Maknanya?

Izz meninggal bersama Randa (ibunya) dan Rawan (saudara perempuannya) di rumah mereka yang hancur dibom Israel. Foto-foto jenazah mereka yang dipeluk ayah dan saudara laki-laki mereka, menyebar di internet, menimbulkan kemarahan dan kesedihan.

Mereka adalah contoh kisah dari rakyat Palestina yang jadi korban kebiadaban Israel. Mereka adalah manusia-manusia yang punya harapan, mimpi, keluarga, dan hak-hak yang sama dengan kita. Mereka tidak pantas diperlakukan tidak adil, tidak manusiawi, dan tidak beradab. Mereka berhak mendapat kebebasan, kedamaian, dan keadilan.

Semasa manusia, kepedulian dan empati terhadap rakyat Palestina adalah kewajiban. Mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka dan berdaulat adalah keharusan. Aksi-aksi brutal penjajah Israel yang melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia sudah sepatutnya dikecam.

Sikap Indonesia sudah sedemikian terang benderang. Dalam Sidang Majelis Umum PBB tentang Palestina, Kamis 26 Oktober 2023, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, Indonesia mengedepankan penghindaran pembunuhan warga sipil.

Indonesia juga meminta agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Gaza tanpa gangguan. Setiap detik begitu berharga.***

Editor: Nurmawati Ikromah

Tags

Terkini

Terpopuler