WartaSidoarjo.com - Nyatanya kehidupan warga Korea Selatan tak sepeuhnya indah seperti yang terlihat dalam drama-drama Korea.
Korea Selatan termasuk negara yang angka kelahirannya rendah. Pasangan Korea Selatan malas memiliki anak. Banyak dari mereka yang telah lama menikah tapi sengaja menghindari kehamilan.
Angka kelahiran bayi di Korea Selatan terus menurun dari tahun ke tahun. Tahun 2019, prevelensi pasangan yang telah menikah dengan anak yang dimiliki adalah 0,918. Artinya kalau ada 1000 pasutri, 72 di antaranya memilih tanpa anak.
Angka ini semakin tinggi di tahun 2020. Prevelensinya 0,84. Artinya, bila ada 1000 pasutri, 160 di antaranya memilih tanpa anak. Berkurangnya kelahiran bayi ini disebabkan banyak alasan, di antaranya sebagai berikut.
Baca Juga: Seungri Eks BIGBANG Dijatuhi Hukuman 1,5 Tahun Penjara Atas Kasus Prostitusi dan Perjudian
Menurunnya Minat Menikah
Sejalan dengan penurunan angka kelahiran bayi, hal itu sejalan dengan angka pernikahan dari tahun ke tahun yang terus berkurang. Dibandingkan 5 tahun yang lalu, angka pernikahan ini menurun sekitar 6,4 persen. Sayangnya, pasangan yang telah menikahpun juga enggan memiliki anak.
Data menunjukkan kekurangan uang bukanlah faktor utama pasangan malas memiliki anak. Mereka kecukupan secara finansial. Pakar kesehatan masyarakat dari Seoul University Cho Young-tae menyarankan pemerintah mengubah kebijakan yang semula fokus pada pemberian uang tunai bagi keluarga yang baru punya bayi.