Persaingan Sosial Jadi Salah Satu Alasan Kenapa Orang Korea Malas Punya Anak Bahkan Tak Mau Menikah

- 26 Mei 2022, 14:00 WIB
ilustrasi pernikahan pasangan Korea
ilustrasi pernikahan pasangan Korea /Instagram Vast Entertainment/@vast.ent

 

WartaSidoarjo.com - Nyatanya kehidupan warga Korea Selatan tak sepeuhnya indah seperti yang terlihat dalam drama-drama Korea.

Korea Selatan termasuk negara yang angka kelahirannya rendah. Pasangan Korea Selatan malas memiliki anak. Banyak dari mereka yang telah lama menikah tapi sengaja menghindari kehamilan.

Angka kelahiran bayi di Korea Selatan terus menurun dari tahun ke tahun. Tahun 2019, prevelensi pasangan yang telah menikah dengan anak yang dimiliki adalah 0,918. Artinya kalau ada 1000 pasutri, 72 di antaranya memilih tanpa anak.

Angka ini semakin tinggi di tahun 2020. Prevelensinya 0,84. Artinya, bila ada 1000 pasutri, 160 di antaranya memilih tanpa anak. Berkurangnya kelahiran bayi ini disebabkan banyak alasan, di antaranya sebagai berikut.

Baca Juga: Seungri Eks BIGBANG Dijatuhi Hukuman 1,5 Tahun Penjara Atas Kasus Prostitusi dan Perjudian

Menurunnya Minat Menikah

ilustrasi pernikahan
ilustrasi pernikahan VAST Entertainment and MSTeam

Sejalan dengan penurunan angka kelahiran bayi, hal itu sejalan dengan angka pernikahan dari tahun ke tahun yang terus berkurang. Dibandingkan 5 tahun yang lalu, angka pernikahan ini menurun sekitar 6,4 persen. Sayangnya, pasangan yang telah menikahpun juga enggan memiliki anak.

Data menunjukkan kekurangan uang bukanlah faktor utama pasangan malas memiliki anak. Mereka kecukupan secara finansial. Pakar kesehatan masyarakat dari Seoul University Cho Young-tae menyarankan pemerintah mengubah kebijakan yang semula fokus pada pemberian uang tunai bagi keluarga yang baru punya bayi.

Persaingan Sosial yang Ketat

illustarasi kesenjangan sosial di Korea Selatan
illustarasi kesenjangan sosial di Korea Selatan asianwiki.com

Membesarkan anak tak cukup hanya dengan memberi makan dan rumah saja. Para orang tua di Korea Selatan juga wajib menyiapkan buah hati terjun ke rimba sosial yang penuh kompetisi. Dengan demikian, mereka berusaha agar anak mendapatkan pendidikan terbaik, strata sosial tinggi, kebutuhan yang layak agar bisa bersaing di masyarakat.

Menjamin anak mendapatkan fasilitas nomor satu bukanlah hal yang murah dan mudah. Orang tua sering merasa bersalah ketika anak-anak mereka gagal berprestasi. Karena itulah, mereka memilih tak punya buah hati daripada anak meraka gagal.

Kita juga bisa melihat mengenai persoalan sosial yang sering ditampilkan dalam drama-drama Korea. Pasangan di Korea Selatan harus bersaing secara sosial di komunitas. Hal ini tentu akan semakin repot dengan kehadiran anak dan menjamin keturunan mereka mendapatkan posisi yang layak.

Beban Kehidupan dan Pekerjaan yang Tinggi

Ilustrasi kerja.
Ilustrasi kerja. Pikiran Rakyat

Sejalan dengan pernyataan bahwa keuangan keluarga bukanlah masalah, Cho Young-tae mengatakan salah satu alasan pasangan Korea Selatan malas punya anak adalah beban kerja. Mereka memang mendapatkan gaji yang lumayan tetapi aktivitas kerja lembur menyebabkan angka kelahiran menurun.

Banyak dari perempuan yang telah menikah juga menunda kehamilan. Mereka tak ingin mengorbankan karir demi bayi. Apalagi dengan beban kerja tinggi, membesarkan anak tentu tak mendapatkan bantuan dari suami karena sering pulang telat.***

 

 

Editor: Nurmawati Ikromah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah