PM Kamboja Hun Sen Mendesak Ukraina untuk Tidak Menggunakan Bom Cluster AS

- 9 Juli 2023, 17:45 WIB
Bendera Kamboja.
Bendera Kamboja. /Pixabay/Jorono

WartaSidoarjo.com - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, yang negaranya masih bergulat dengan sisa-sisa perang yang mematikan, pada Minggu (9 Juli) mendesak Ukraina untuk tidak menggunakan bom curah, setelah Washington mengumumkan rencana untuk mengirim senjata ke Kyiv untuk melawan pasukan Rusia.

Kelompok kemanusiaan mengutuk keras keputusan AS untuk memasok munisi tandan, yang dapat tidak meledak dan berpotensi membahayakan warga sipil selama bertahun-tahun yang akan datang.

"Ini akan menjadi bahaya terbesar bagi Ukraina selama bertahun-tahun atau hingga seratus tahun jika bom curah digunakan di wilayah yang diduduki Rusia di wilayah Ukraina," cuit Hun Sen.

Dia mengutip "pengalaman menyakitkan" Kamboja tentang munisi tandan AS yang dijatuhkan pada awal 1970-an, warisan asing yang telah menyebabkan puluhan ribu orang cacat atau terbunuh.

"Sudah lebih dari setengah abad. Belum ada cara untuk menghancurkan mereka semua," tambah Hun Sen.

"Sebagai rasa kasihan saya kepada rakyat Ukraina, saya memohon kepada presiden AS sebagai pemasok dan presiden Ukraina sebagai penerima untuk tidak menggunakan bom curah dalam perang karena korban sebenarnya adalah warga Ukraina," katanya.

Washington mengatakan telah menerima jaminan dari Kyiv bahwa mereka akan berusaha meminimalkan risiko bagi warga sipil, dengan Presiden AS Joe Biden mengakui bahwa memasok senjata ke Ukraina adalah "keputusan yang sulit".

Amerika Serikat menjatuhkan jutaan bom di Kamboja dan Laos selama Perang Vietnam pada 1960-an dan 1970-an dalam upaya untuk menyerang basis komunis.

Dan setelah 30 tahun perang saudara yang berakhir pada tahun 1998, Kamboja adalah salah satu negara dengan ranjau paling banyak di dunia.

Halaman:

Editor: Husni Habib

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x