Boikot Produk Terafiliasi Israel Tak Terbendung, Sebagian Perusahaan Mengaku Terdampak

- 25 Maret 2024, 20:07 WIB
Masyarakat ramai ramai boikot produk pro Israel dan beralih ke produk lokal
Masyarakat ramai ramai boikot produk pro Israel dan beralih ke produk lokal /Instagram/@imaansworldx

Di seluruh Asia Tenggara, seruan untuk memboikot produk yang dianggap memiliki hubungan dengan Israel telah berdampak pada tergerusnya keuntungan merek-merek besar global.

Merek-merek lain yang terkena dampak boikot termasuk Unilever dan waralaba kopi Starbucks.

Unilever, yang memproduksi sabun Dove, es krim Ben & Jerry’s, dan kaldu berbentuk kubus Knorr, mengatakan pada Februari, bahwa penjualan di Indonesia anjlok dua digit selama kuartal keempat tahun lalu.  

Isna Sari, seorang ibu rumah tangga di Medan, mengatakan bahwa dia telah mengubah daftar belanja mingguannya sejak awal penghancuran Gaza oleh Israel, termasuk meninggalkan cairan pencuci piring Sunlight, yang dimiliki oleh Unilever, dan berpindah ke  merek lokal Mama Lemon.

“Saya juga mulai membeli pasta gigi Ciptadent daripada Pepsodent, yang juga dimiliki oleh Unilever,” kata dia kepada Al Jazeera. “Selain produk-produk tersebut bukan pendukung Israel, harganya juga lebih murah.”katanya.

Bahkan jelang bulan Ramadhan, pasca keluarnya Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 83/2023,  gerakan boikot konsumen Muslim juga makin diperkuat dengan dukungan MUI  melalui deklarasi berupa  instruksi atau “Irsyadat Majelis Ulama Indonesia”, di Gedung MUI, Jakarta (10/03). 

Salah satu dari lima poin instruksi MUI itu secara tegas, “Menyeru umat Islam agar mulai bulan Ramadhan ini untuk tidak menggunakan lagi produk yang diproduksi oleh perusahaan yang terafiliasi dengan penjajah Israel dan pendukungnya, seperti produk kebutuhan konsumsi sahur, berbuka puasa, dan barang hantaran Lebaran (hampers) maupun produk-produk lainnya.”.

Halaman:

Editor: Husni Habib


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x