Dua Sosok Ini Dilarang Injakan Kaki di Stadion Kanjuruhan Seumur Hidup

- 7 Oktober 2022, 15:16 WIB
Suporter Arema FC.
Suporter Arema FC. /Foto: Ist.

WartaSidoarjo.com - Komdis PSSI sebelumnya telah menjatuhkan sejumlah hukuman untuk Arema FC 

 

Hal ini di sampaikan oleh Erwin Tobing sanksi pertama, Arema FC dijatuhkan larangan pertandingan tanpa penonton dan tidak diijinkan menggelar laga home di Malang.

Baca Juga: Sanksi Keras untuk Arema atas Tragedi Kanjuruhan

Laga kandang Arema FC harus digelar jauh dari Malang dengan jarak sekitar 250 KM.

 

Keputusannya adalah dilarang menyelenggarakan pertandingan dengan penonton sebagai tuan rumah dan harus dilaksanakan yang jauh dari homebase Malang, kemudian, itu 250 km dari lokasi.

 

Arema FC juga dijatuhi hukuman denda sebesar Rp 250 Juta.

 

"Kedua klub Arema didenda 250 juta," tutur Erwin Tobing

 

Komdis PSSI juga menghukum 2 sosok yang dianggap lalai menjalankan tugasnya sehingga menimbulkan korban jiwa dalam tragedi Kanjuruhan.

 

Mereka adalah Abdul Harris (Ketua Panitia Pelaksana pertandingan) dan Suko Sutrisno (Security Officer).

 

"Sedangkan kepada panitia pelaksana, sdr Abdul Harris, dia bertanggung jawab terhadap kelancaran even besar, dia harus jeli cermat. Ketua pelaksana tidak melakukan tgs dengan baik," kata Erwin Tobing.

 

Ini menjadi perhatian dan adanya hal-hal kurang baik, kepada sdr Abdul Harris, tidak boleh aktif di sepak bola seumur hidup."

 

"Kepada Steward yang mengatur keluar masuk penonton, Security office, Suko Sutrisno, dia tidak boleh aktif seumur hidup," tambahnya.

 

Dalam wawancara terpisah saat ditemui wartawan, Erwin Tobing menyoroti kelalaian dua orang tersebut yang menyebabkan tidak terbukanya pintu Stadion Kanjuruhan.

 

"Itu kejadian di tribun selatan. Harusnya itu bisa dibuka, tapi begitu terjadi kericuhan, itu kan tribun ribuan isinya, itu berlantai tinggi, ruang geraknya sedikit, saling bertebut masuk ke satu tempat pintu keluar, udah penuh masuk terus, bawah gak terbuka pintu. Terjadi penumpukan, ada asap," kata Erwin.

 

"Itulah (merespons pertanyaan kenapa pintu tidak bisa terbuka), kita tanya ke pengeola gedung, dia bilang setiap event kunci diberikan ke panitia, panitianya Abdul Harris."

 

"Security Officer Steward (yang pegang kunci), kenapa gak bisa dibuka ini kelalaian."

 

"Mereka turun gak bisa naik lagi karena orang sudah turun tertimpa-timpa, gelap, (dan ada) asap. Itulah terjadi penumpukan massa," tambahnya.

 

Erwin Tobing menilai kewaspadaan dua orang tersebut hilang saat terjadi kericuhan, mengingat dua orang tersebut sudah rutin menjadi panpel pertandingan Arema FC.***

Editor: Dwita Ebo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah