Gubernur Khofifah: Siapkan Orang Tua Terampil Mengasuh Anak

- 30 Juli 2023, 00:47 WIB
Gubernur Khofifah menyapa para siswa
Gubernur Khofifah menyapa para siswa /Humas Pemprov Jatim

Wartasidoarjo.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meluncurkan Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Provinsi Jawa Timur Tahun 2023 yang digelar di GOR Kota Pasuruan, Jumat (28/7). 

Peluncuran SOTH oleh Gubernur Khofifah ditandai dengan penekanan tombol sirene dengan didampingi Ketua TP PKK Prov. Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak, Walikota Pasuruan Saifullah Yusuf, serta Kepala Perwakilan BKKBN Prov. Jawa Timur Maria Ernawati.dan Deputy Pengendalian Penduduk BKKBN.

Gubernur Khofifah berharap adanya program SOTH yang merupakan inisiasi BKKBN Jawa Timur yang juga bekerjasama dengan TP PKK Jatim ini, bisa meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua dalam pengasuhan anak. 

"Karena di SOTH ini para orang tua diajarkan hal-hal seperti Menjaga Kesehatan Anak Usia Dini, Pemenuhan Gizi Anak Usia Dini, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, serta Stimulasi Gerakan Kasar dan Gerakan Halus," katanya. 

SOTH, tambah Khofifah, dilaksanakan secara bertahap. Selain pemberian materi yang dilakukan tatap muka sebanyak 14 kali, ada pula pre test, post test, dan bahkan wisuda. 

"Jadi Alhamdulillah SOTH ini sudah secara kontinu terus digalakkan dan sudah ada di hampir setiap kabupaten/kota. Yang ini kita launching di Kota Pasuruan. Mudah-mudahan membawa dampak signifikan," katanya. 

Gubernur Khofifah saat menyampaikan pengarahan
Gubernur Khofifah saat menyampaikan pengarahan Humas Pemprov Jatim

Menurut Khofifah, SOTH penting mengingat vitalnya peran keluarga dalam membangun peradaban bangsa. Untuk itu, segala aspek dalam keluarga harus mendapatkan perhatian besar. 

"Dari keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah itu bisa dirunut trah keturunannya untuk melanjutkan regenerasi dari kedua keluarga. Jadi bagaimana kualitas keluarga, mulai dari kesehatan, ekonomi, maupun pendidikan harus diperhatikan. Dan ini PR kita bersama untuk memastikan semua aspek ini siap," katanya. 

Selain itu, keberadaan SOTH juga merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Jawa Timur. Sekaligus mempercepat pencapaian target stunting nasional di angka 14% pada tahun 2024. Dimana, tingkat stunting di Jawa Timur per tahun 2022 berada di angka 19,2%.

"Angka kita di bawah nasional yang sekarang 21,6%. Kita juga di bawah standar WHO 20%. Tapi target nasional tahun depan adalah 14%. Jadi ini yang sedang kita kejar," terangnya. 

Khofifah juga mengatakan, masih ada beberapa tantangan yang harus diselesaikan. Salah satunya pada perbedaan angka stunting pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) maupun Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM). 

"Per 30 Juni 2023, berdasarkan EPPGM pada Bulan Timbang, Jawa Timur ini sebenarnya sudah 7,3%. Tapi bedanya dengan SSGI tercatat 19,2 %. Maka dua mekanisme ini harus dipertemukan titik komprominya di mana," katanya. 

 

"Kalau saya sederhana aja. Tiap hari kita supply 1 butir telur, berarti 1 bulan butuh 30 telur. Kalau 1 kg 15 butir biasanya Rp 30.000, maka 1 bulan sebesar Rp 60.000 untuk bisa menjadikan Bapak/Bunda Asuh bagi anak yang terindikasi stunting," jelasnya. 

Meski begitu, Khofifah mengingatkan bahwa indikasi stunting tidak melulu masalah tinggi badan. Sebab, ada penentu faktor kecerdasan yang dibuktikan oleh banyak orang pendek ber-IQ tinggi. 

"Orang stunting sudah pasti pendek, tapi orang pendek belum tentu stunting. Banyak yang bisa dijadikan contoh. Seperti Pak Habibie dan Pak JK yang memiliki kecerdasan luar biasa," pungkasnya.***

Editor: Husni Habib


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah