Mengenang Imnesti Aufa, Anggota KPPS Surabaya Meninggal saat Membawa Kotak Suara

- 20 Februari 2024, 21:55 WIB
Tim TKD Prabowo Gibran saat mengunjungi rumah anggota KPPS yang meninggal
Tim TKD Prabowo Gibran saat mengunjungi rumah anggota KPPS yang meninggal /TKD Prabowo Gibran Jatim

Wartasidoarjo.com - Sebanyak 30 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Petugas Linmas TPS yang tewas selama Pemilihan Umum (Pemilu 2024. Hal ini membuat Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jatim bersama Khofifah Indar Parawansa mengunjungi rumah dari salah satu petugas KPPS yang tewas saat bertugas. 

Saat melakukan takziah, Khofifah bersama Ketua TKD Jatim Boedi Prijo Soeprajitno, Sekertaris TKD Indra Nur Fauzi dan rombongan TKD lainnya. Dalam kunjungan pertama itu, Khofifah, yang juga Dewan Pengarah Tim Kampanye Daerah Prabowo Gibran Jatim, ini menuju ke Plemahan, Kota Surabaya.

Kedatangan rombongan Khofifah dan TKD Prabowo-Gibran Jatim disambut orangtua dari Imnesti Aufa Emnistya, yakni pasangan Muhammad Anis, dan Budi Utami. Begitu datang Ibu Imnesti, Budi Utami, langsung merangkul dan memeluk Khofifah sambil sesenggukan. Utami juga menceritakan bagaimana anaknya yang sangat ceria, supel dan banyak teman ini harus pergi selamanya.

"Kami semua tidak pernah mengira, anak saya tidak memiliki riwayat sakit kronis," ujarnya, Senin (19/2/2024).

Almarhumah meninggal usai bertugas menjadi anggota KPPS dan melanjutkan kerja esok harinya. Menurut cerita ibunya, Imnesti adalah anak semata wayang, alias anak tunggal. Dia baru saja lulus kuliah dan baru bekerja 4 bulan. "Saya sempat tanya, ke anak saya, milih mana yang dikerjakan, apa KPPS atau kantor. Anak saya bilang dijalani dua duanya," ujarnya.

Khofifah memberikan semangat kepada keluarga anggota KPPS yang meninggal
Khofifah memberikan semangat kepada keluarga anggota KPPS yang meninggal TKD Prabowo-Gibran Jatim

Hari itu usai coblosan, Imnesti, mengikuti rekan rekannya membawa kotak suara dari TPS, untuk dibawa ke PPK. Saat itulah dia mengalami kecelakaan. "Dia sempat dirawat di salah satu Rumah Sakit, Bu," ujarnya.

Mendengar suara rintihan ibunda Imnesti, Khofifah pun tak kuasa menahan haru. Kedua bola matanya pun sembab. Dia lantas memberi dorongan spirit dan doa agar kedua orangtua Imnesti selalu ikhlas karena semua kehendak Allah.

"Kalau menurut saya, almarhumah dan semua yang gugur dalam tugas - tugas sebagai petugas Pemilu adalah pejuang demokrasi. Insya Allah beliau dipanggil dalam kondisi khusnul khotimah," ujar Khofifah, memberi semangat.

Selain memberi santunan dan ucapan bela sungkawa, Khofifah memberikan bantuan sembako dan kebutuhan harian kepada keluarga almarhumah. Termasuk saat di rumah almarhum Joko Budiono, dan Krakah Utara, Surabaya.

Ketua KPPS berusia 52 tahun tersebut, bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 42 Kelurahan Ngagel Rejo, Kecamatan Wonokromo, Surabaya.

Di sini Khofifah, memberikan perhatian khusus terutama kepada keluarga yang ditinggalkan, tiga anak dan satu istri almarhum. Joko merupakan tulang punggung keluarga. 

"Tiga anak almarhum yang masih SD, SMP dan SMA ini kita akan perhatikan agar sekolahnya lancar, jangan sampai putus sekolah" ujar Khofifah.

Usai takziyah, dia berharap almarhum dan almarhumah menjadi pejuang demokrasi. Arwahnya diterima di sisi Allah dan keluarga diberi ketabahan serta keikhlasan.

Yang menarik, di sekitar rumah almarhumah Imnesti, warga berbondong-bondong menghadang Khofifah yang hendak beranjak.

"Salim bu. Salim. Ibu Khofifah maju lagi, jadi gubernur lagi ya Bu," ujar sejumlah ibu-ibu, dibalas senyuman oleh Khofifah.

Sekadar diketahui, Joko Budiono, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Jumat, 16 Februari 2024 dinyatakan meninggal dunia. Sebelumnya dia tak sadarkan diri saat hari pemungutan suara, 14 Februari 2024. Joko Budiono, 52, bertugas di TPS 42 Kelurahan Ngagel Rejo, Kecamatan Wonokromo, Surabaya. Ia meninggal saat akan memulai perhitungan suara. Dia mendadak pingsan. Pukul 15.00 WIB langsung dilarikan ke RS dr Soetomo.

"Ia langsung ambruk dan dibawa rumah sakit. Iya kritisnya udah dua hari itu, gak sadar. Setelah dua hari itu Pak Budi dikabarkan meninggal dunia," ujar Wakil RW 05 Kelurahan Ngagel Rejo Hadori Ahkyar.

Di tempat lain Imnesti Aufa Emnistya warga Plemahan, Kota Surabaya, anggota KPPS Plemahan, juga dinyatakan meninggal usai dirawat akibat kecelakaan.

"Dia kecelakaan saat mengantar surat suara ke PPK," ujar Sekretaris KPU Surabaya, Titus Saptadi, kemarin.

Imnesti Aufa Emnistya warga Plemahan meninggal Rabu (14/2/2024) karena kecelakaan saat perjalanan membawa kotak suara Pemilu 2024. 

"Dia sempat dirawat di salah satu rumah sakit . Lokasi kejadiannya di Tenggilis Mejoyo," jelasnya.***

Editor: Husni Habib


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah