Garuda Indonesia Membagi Dua Utang Dengan Restrukturisasi

- 29 Juni 2022, 15:24 WIB
Pesawat Garuda Indonesia
Pesawat Garuda Indonesia /Husni Habib/Pixabay

WartaSidoarjo.com  - Garuda Indonesia telah mengurangi separuh utangnya dan mencapai pemotongan yang sebanding dengan biaya sewa pesawat dalam negosiasi yang telah mengatur maskapai untuk profitabilitas, kata pemerintah Indonesia pada hari Selasa.

Perusahaan telah mendekati investor keuangan dan maskapai asing untuk menambah modalnya, Kartika Wirjoatmojo, wakil menteri badan usaha milik negara, mengatakan kepada wartawan.

Restrukturisasi kewajiban maskapai, disepakati bulan ini, telah terjadi enam bulan setelah kreditur yang belum dibayar memaksanya ke proses moratorium utang yang diawasi pengadilan.

Dalam negosiasi yang diawasi oleh pengadilan dan penyelesaian di luar pengadilan, Garuda telah mengurangi separuh utangnya menjadi $5,1 miliar dari $10,1 miliar, kata Kartika.

Baca Juga: PLN Telah Rampungkan Sambungan Listrik 1.951 Hunian Warga Terdampak Erupsi Semeru

Perusahaan juga telah menegosiasikan kembali ketentuan pesanan pesawat dan kontrak leasing. Itu sebelumnya membayar sewa yang sangat tinggi untuk pesawat.

Selama restrukturisasi, Garuda berhasil memangkas tarif sewa untuk pesawat berbadan lebar setidaknya 65 persen dan untuk pesawat berbadan sempit sebesar 35 persen, kata Kartika.

Beberapa lessor juga telah menyetujui hingga Desember 2023 untuk memvariasikan pembayaran sewa sesuai dengan jumlah waktu penggunaan pesawat.

"Garuda jarang untung, karena utilisasi armada yang rendah dan biaya sewa yang tinggi," kata wakil menteri. "... Dengan armada yang efisien, rute domestik yang dioptimalkan, dan tarif sewa yang lebih rendah, kami yakin Garuda bisa untung."

Operator masih akan menghadapi tantangan dalam mengelola biaya di tengah melonjaknya harga bahan bakar, tetapi diharapkan untuk mengubah pendapatan operasionalnya menjadi positif setelah melaporkan arus kas negatif setiap bulan selama pandemi COVID-19, katanya.

Wamenhub menegaskan kembali rencana Garuda untuk fokus melayani rute domestik dan hanya mempertahankan layanan internasional yang menguntungkan. Termasuk unit murah Citilink, grup Garuda akan mengoperasikan 120 pesawat, turun dari 210 pada 2020.

Pemerintah telah menyatakan akan menambah modal Garuda melalui rights issue akhir tahun ini dan perusahaan nantinya akan melakukan rights issue kedua, mengundang mitra strategis untuk berinvestasi di dalamnya.

Kartika mengatakan Garuda mendekati maskapai internasional dan investor keuangan untuk rights issue kedua.

"Kami percaya dengan pasar domestik kami yang besar ... akan ada potensi besar" bagi investor, katanya. Hingga bulan lalu, pemerintah memiliki 60,54 persen saham Garuda, menurut pengajuan bursa.***

Editor: Husni Habib

Sumber: Channelnewsasia.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah