Fakta Baru 1 Keluarga Terjun dari Apartemen, Istri Sempat Berdoa hingga Tangan Terikat Jadi Kunci Penyidikan

19 Maret 2024, 07:00 WIB
Update fakta baru satu keluarga terjun dari apartemen, polisi sebut korban sempat berdoa hingga tangan terikat menjadi kunci penyidikan /ANTARA/Mario Sofia Nasution

WartaSidoarjo.com - Berikut fakta terbaru mengenai kasus satu keluarga di Jakarta Utara yang terjun dari apartemen hingga tewas.

Diketahui, satu keluarga yang nekat lompat dari apartemen tersebut terdiri dari suami berinisial EA (50), istri AIL (52), dan dua anak yakni JWA (13) dan JL (16).

 

Mereka melakukan aksi terjun dari puncak Apartemen Teluk Intan Penjaringan, Sabtu (9/3/2024) lalu.

Polisi mengatakan bahwa sebelum terjun, sang istri sempat berdoa di kelenteng yang berada di lantai paling atas apartemen.

"Penjaga kelenteng melihat istri berdoa sementara suami bersama dua anaknya menunggu di kursi yang ada di sisi lain," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Saputra Siagian di Jakarta, Senin (18/3/2024), dilansir Warta Sidoarjo dari ANTARA.

Ia melanjutkan, penjaga tersebut memang sehari-hari bertugas di kelenteng. Ia bekerja untuk menyiapkan persiapakan beribadah di sana. 

"Penjaga itu melihat dia sembahyang dan tidak menyangka setelah ibadah korban meloncat," kata dia.

Lebih lanjut, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium forensik, terutama keterangan saksi ahli psikologi forensik.

"Semua kami periksa termasuk keluarga korban dan bagaimana komunikasi korban dengan keluarga besarnya yang sudah satu tahun lebih tidak berkomunikasi," kata dia.

Ikatan Tali di Tangan Jadi Kunci

Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan keberadaan tali yang terikat di tangan para menjadi kunci penyidikan dan pengungkapan kasus tersebut.

"Ada tali di tangan keempat korban dan siapa yang menentukan si ibu berpasangan dengan anak laki dan bapak dengan anak perempuan," kata Gidion, dilansir Warta Sidoarjo dari ANTARA.

Menurutnya, perlu ada pembuktikan mengenai ada atau tidaknya keterlibatan orang lain.

"Anak tentu tidak mungkin menginisiasi atau mengikatkan tali sebelum melakukan aksi bunuh diri ini," kata dia.

Gidion melanjutkan, keberadaan tali tersebut yakni satu terikat dan satu terlepas dari tangan korban yang lain.

"Makanya kami lakukan pemeriksaan laboratorium forensik terkait tali itu. Apa ada DNA lain di barang bukti tersebut," kata dia.

Ia menilai bahwa tali tersebut menjadi benda terakhir yang dugunakan korban sebelum menerjunkan diri.

"Kami sudah periksa 12 saksi dan menunggu keterangan forensik dan jika sudah lengkap akan diumumkan kepada publik terkait motif ini dan lainnya," kata dia.

Disclaimer: Bagi Anda yang merasakan gejala depresi sehingga ada dorongan untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental. Anda dapat menghubungi layanan konseling terdekat di Kota/Kabupaten Anda.

Editor: Christine Ayu

Tags

Terkini

Terpopuler