Krisis Kelahiran, Sekolah Dasar di Korea Hanya Miliki 1 Siswa di Upacara Masuk Sekolah

- 3 Maret 2023, 16:03 WIB
Ilustrasi siswa Korea Selatan
Ilustrasi siswa Korea Selatan /

WartaSidoarjo.com - Akibat angka kelahiran yang terus menerus menurun, dilaporkan bahwa Korea Selatan kini sedang krisis anak.

 

Rendahnya kemauan warga Korea Selatan untuk menikah dan memiliki anak, bahkan ada sebuah berita mengabarkan disebuah Sekolah Dasar hanya ada satu siswa dalam satu kelas.

 

Pada tanggal 2 Maret, upacara masuk sekolah diadakan hanya untuk satu siswa di Sekolah Dasar Gusong di Hongcheon-gun, Gangwon-do.

Baca Juga: Faktor yang Mempengaruhi Anak Suka Berbuat Kekerasan Terhadap Teman & Lingkungannya dan Cara Mengatasinya

Park Ji Hwan (usia 7), satu-satunya siswa yang masuk ke Sekolah Dasar Gusong tahun ini. Park Ji Hwan berbagi, "Saya sangat senang masuk sekolah.

 

Saya tidak punya teman, tapi saya akan bermain bowling dan domino dengan anak-anak yang lebih tua."

 

Selama upacara, kepala sekolah menyerahkan hadiah kepada satu-satunya siswa yang masuk sekolah, dan 15 siswa yang lebih tua menyambutnya.

 

Setelah upacara masuk, Park Ji Hwan dapat bertemu dengan tiga siswa vang lebih tua di kelas tepat di atasnya yang akan berbagi kelas yang sama.

Baca Juga: Hasil Survey Mayoritas Perempuan Korea Selatan Sebut Menikah dan Punya Anak Tidak Penting

Di provinsi, jika ada kurang dari empat siswa di satu tingkat kelas, ruang kelas digabungkan menjadi satu rang kelas untuk dua kelas (yaitu, siswa kelas 1 dan 2 berbagi kelas yang sama).

 

Bahkan ada beberapa sekolah dasar yang tahun in hanya menerima 0 siswa. Menurut Kantor Pendidikan Gangwon-do, ada 20 sekolah dasar di provinsi tapa siswa tahun ini, termasuk sekolah cabang seperti Sekolah Dasar Yangyang Hyeonseong, Sekolah Dasar Samcheok Shindong, Sekolah Dasar Pyongchang Bangrim, dan Sekolah Dasar Jeongseon Yeoryang.

 

Ada 20 sekolah yang murid barunya hanya satu, seperti SD Gusong. Jumlah siswa sekolah dasar mengalami penurunan. Tahun lalu, jumlah siswa SD di provinsi itu 71.530, tapi tahun ini terhitung 69.523. Jumlah ini menurun sebanyak 2.007 siswa dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Seorang pejabat dari dinas pendidikan provinsi mengatakan kepada JTBC, "Jumlah siswa sekolah dasar menurun karena tingkat kelahiran yang rendah (di Korea). Khususnya, tidak ada anak di daerah pedesaan.

 

Hal ini biasa terjadi di sekolah pedesaan. Untuk menawarkan kursus khusus."Dia menambahkan, "Ada lelucon bahwa lebih baik menyimpan uang dan pergi ke kota perak kelas atas di akhir hidup seseorang daripada membelanjakan uang itu untuk membesarkan anak tingkat kelahiran seperti memberikan tunjangan pajak.***

 

Editor: Nurmawati Ikromah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah