Seorang Guru di Korea Memilih Bunuh Diri Karena Tidak Tahan Mengurus Murid Pelaku Bullying

- 21 Juli 2023, 13:52 WIB
Ilustrasi bunuh diri.
Ilustrasi bunuh diri. /Pixabay/hastywords

WartaSidoarjo.com - Seorang guru di sebuah sekolah di Korea Selatan memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh dri lantaran sudah tak tahan lagi mengurus murid pelaku bullying.

Seorang guru berusia 23 tahun yang ditugaskan untuk mengurus siswa pelaku bullying atau perudungan kepada temannya, nyatanya tidak tahan lagi dan memutuskan untuk bunuh diri. Bullying di Korea nyatanya tidak hanya terjadi dalam drama saja, tetapi juga terjadi dalam kehidupan nyata.

Sang guru yang diduga tidak kuat mengurus siswa pelaku bullying tersebut, pada akhirnya memilih pilihan ekstrem dan mengakhiri hidupnya.

Baca Juga: Universitas Korea Tolak Pendaftaran Calon Mahasisa yang Memiliki Riwayat Sebagai Pelaku Bullying

Sebuah sekolah dasar tempat dimana seorang guru konseling dan wali kelas mengakhiri hidupnya terlihat karanga bunga dan sticky notes dari para murid dan rekan guru yang berbelasungkawa.
Di sebuah gerbang terlihat seorang kolega mendiang berusia 30 tahunan menangis dan mengatakan bahwa ia merasakan apa yang di rasakan oleh mendiang.

Sebelumnya, menurut seorang rekan guru dietahui bahwa siswa B mencakar dahi Siswa C yang duduk dibelakangnya dengan pensil di kelas yang dipimpin oleh mendiang. Kemudian orang tua siswa C datang ke sekolah dan memberikan protes kepada mendiang dengan mengatakan bahwa mendiang tidak memiliki kualifikasi untuk menjadi seorang guru.

Orang tua tersebut juga mempertanyakan bagaimana mendiang merawat anak-anak jika memang tidak memiliki kualifikasi. Menurut Kantor Pendidikan Metropolitan Seoul dan Komunitas Pendidikan, guru tersebut ditemukan meninggal dunia pada Selasa (18/07) pagi di sekolah.

Baca Juga: Ngeri! Adegan Bullying dengan Catokan Rambut di Drama The Glory Ternyata Diambil Dari Kisah Nyata

Atas kejadian ini, Ikatan guru disana kemudian mendesak kantor pendidikan dan kemeterian pendidikan untuk mengambil tanggapan yang tulus. Menurut Persatuan Guru Seoul seperti dikutip dari Wikitree, guru tersebut mendapatkan berbagai ancaman dan teror dari orang tua murid.

"Mendiang terus-menerus diintimidasi oleh empat orang tua dari wali kelas tahun pertama," dan "Kami mengkonfirmasi konten dari tiga rekan guru. Sepertinya," ujar mereka.

Sementara itu, pihak kepolisan masih menginvestigasi kasus ini dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan orang-orang yang terlibat dalam kasus ini.Pihak kepolisian juga diketahui sudah meminta izin kepada keluarga korban untuk membuka handphone milik mendiang untuk memudahkan investigasi.***

Editor: Nurmawati Ikromah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x