Proses pembuatan Batik Ciprat ini terdiri dari beberapa tahapan. Pertama melapisi kain dengan cairan lilin berwarna. Kemudian tunggu kain hingga kering, lalu baru bisa mencipratkan cairan lilin dengan menggunakan kuas dan lidi.
“Dengan mencipratkan larutan lilin ke lembaran kain katun, peserta lebih mudah untuk meluapkan kreativitasnya. Terutama bagi penyandang disabilitas mental, mereka dapat meluapkan emosi nya melalui Batik Ciprat ini” Ujar Edy Cahyono, selaku pendiri Yayasan Rumah Kinasih.
Made salah satu peserta mengaku baru pertama kali mengikuti kegitan seperti ini “Ini pengalaman baru bagi saya, seru dan bisa jadi inspirasi buat berkreasi selanjutnya,” ucapnya.
Seluruh rangkaian kegiatan ini dibiayai oleh pemerintahan Australia. Hal ini sebagai membagi pengetahuan dan pengalaman serta memperkuat hubungan antara Indonesia dan Australia.
Baca Juga: Gus Muhdlor, Ruwah Desa Sebagai Tradisi Harus Dijaga
“Terkait kegiatan pelatihan batik ciprat ini, dengan harapan kita bisa membangun kemandirian kawan – kawan disabilitas melalui kegiatan sosial seperti ini,” ujar Abdul Majid selaku anggota Australia Global Alumni.