WartaSidoarjo.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau umat Islam saling menghormati dalam menyikapi perbedaan penetapan Idul Adha antara keputusan pemerintah dengan Muhammadiyah.
Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Abdullah Jaidi menjelaskan hal tersebut merupakan hal yang biasa terjadi di tengah-tengah kita dan jangan jadikan perbedaan itu menjadi perpecahan.
"Adanya perbedaan itu untuk saling menghormati," ujarnya saat sidang isbat penetapan 1 Zulhijah di Jakarta, Rabu 29 Juni 2022.
Pemerintah menetapkan Idul Adha jatuh pada Minggu 10 Juli 2022, setelah diputuskan dalam sidang isbat pada Rabu.
Baca Juga: Ini Penjelasan Polri soal Wacana Legalisasi Ganja Medis
Keputusan tersebut diambil setelah menerima laporan dari 86 titik pemantauan hilal.
Ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia pada posisi antara 0 derajat 52 menit sampai dengan 3 derajat 13 menit dengan sudut elongasi 4,27 derajat sampai dengan 4,97 derajat.
Sementara metode yang digunakan pemerintah dalam menentukan awal bulan Hijriah, MABIMS, menyatakan ketinggian tersebut belum memenuhi kriteria awal bulan baru.
Kriteria MABIMS menyatakan awal bulan jika parameter elongasi harus berada pada minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafak yang dinyatakan dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat.