Penggunaan BPA yang Dibiarkan Bisa Dinilai Melanggar HAM

- 23 September 2023, 08:12 WIB
Ilustrasi kemasan air mineral
Ilustrasi kemasan air mineral /Pixabay

Wartasidoarjo.com - Masih adanya dukungan atau pembiaran terhadap beredar luasnya penggunaan senyawa berbahaya Bisfenol A (BPA) pada plastik kemasan pangan dan minuman, akhirnya membuahkan tuntutan yang semakin keras pula. Indonesia tampaknya harus berkaca pada sikap Eropa.

Di Uni Eropa (UE) misalnya, Koalisi EDC-Free Europe yang merupakan koalisi 70 organisasi yang prihatin dengan besarnya bahaya BPA yang dikonsumsi manusia, telah melancarkan seruan darurat kepada para pemimpin Eropa. Mereka menuntut tindakan segera untuk mengurangi paparan BPA dari kemasan plastik yang meracuni tubuh manusia.

Bahkan EDC-Free Europe menegaskan bisa terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), apabila peredaran BPA tidak cepat dibatasi dan diregulasi sangat ketat untuk melindungi kesehatan warga Eropa.

“Hasil studi biomonitoring manusia di seluruh Eropa pada 2022, mengkonfirmasi kontaminasi luas warga UE dengan BPA,” papar EDC-Free Europe dalam surat yang mereka kirimkan kepada Wakil Presiden Komisi Eropa Timmermans, serta kepada Komisioner Kesehatan dan Keselamatan UE, pada Juli 2023 lalu.

Mereka menegaskan  kepada Komisioner UE bahwa anak-anak adalah korban paling rentan dari BPA. Anak-anak diketahui sangat rentan mengalami dampak negatif pada perkembangan otak dan sistem reproduksi mereka.

Koalisi ini tak ayal juga mengkritik  regulasi BPA di Eropa yang selama ini mereka nilai terlalu lambat dan kurang memadai. Itu pula sebabnya, EDC-Free Europe mendesak agar UE segera mengambil langkah-langkah konkret.

“Kami sangat khawatir mengingat masalah kesehatan yang terkait dengan paparan BPA dan bisfenol lainnya, termasuk efek negatif pada kesehatan anak-anak, perkembangan otak, gangguan fungsi reproduksi, peningkatan risiko obesitas dan diabetes, serta potensi dampak berbahaya pada sistem kekebalan tubuh.,"tegas EDC-Free Europe.

Sebuah laporan dari European Environment Agency (EEA) pada 14 September 2023,  kembali mengungkapkan ancaman serius BPA bagi kesehatan warga Eropa. BPA atau zat kimia pengganggu hormon yang digunakan dalam kemasan makanan dan minuman, ternyata bisa ditemukan dalam tubuh hampir semua orang di Eropa, sehingga menempatkan jutaan orang dalam risiko kesehatan berbahaya.

Menurut laporan EEA tersebut,  BPA biasa digunakan dalam berbagai produk, seperti botol atau galon isi ulang, wadah makanan plastik dan logam, serta pipa air minum. Namun temuan bahaya BPA pada banyak produk kemasan plastik sudah tidak bisa ditoleransi lagi,  karenanya EEA mengeluarkan peringatan dalam laporan mereka, bahwa  tingkat BPA yang ditemukan saat ini sudah "jauh di atas batas aman" bagi kesehatan.

"Bisfenol A menghadirkan risiko yang lebih luas bagi kesehatan kita daripada yang pernah dipikirkan sebelumnya,” kata Leena Ylä-Mononen, direktur eksekutif EEA.

BPA bukan hanya digunakan dalam kemasan, tetapi juga dalam resin epoksi yang digunakan dalam lapisan pelindung di kaleng makanan dan tangki. Sebelumnya, UE telah melarang penggunaan BPA dalam kemasan makanan dan minuman yang ditujukan untuk bayi dan anak di bawah tiga tahun, serta botol makanan bayi berbahan plastik keras polikarbonat sejak tahun 2011.

Berdasarkan pengumuman revisi terbarunya pada 19 April 2023, EFSA menetapkan Batas Asupan Harian (TDI) untuk BPA  yang bisa masuk ke tubuh manusia adalah 20.000 kali lebih rendah daripada TDI yang ditetapkan pada 2015.***

Editor: Husni Habib


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x