Diketahui, gempa susulan di Bawean cukup banyak. Hal itu lantaran karakteristik gempa kerak dangkal di Bawean terjadi pada batuan kerak bumi permukaan yang batuannya bersifat heterogen.
Kerak bumi tersebut mudah rapuh dan patah. Hal tersebut berbeda dengan gempa kerak samudra yang batuannya bersifat homogen dan elastik sehingga tidak terlalu banyak gempa susulan, bahkan terkadang tanpa gempa susulan meskipun magnitudo gempanya cukup besar.
10. Frekuensi Gempa Menurun
Dari hasil monitoring BMKG hingga Minggu pukul 10.00 WIB, tercatat ada 239 kali gempa dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang.
Jika pada Jumat (22/3/2024) dalam satu jam dapat terjadi 19 kali gempa, maka data terkini menunjukkan dalam 1 jam terjadi 2–3 kali gempa.
11. Menambah Catatan Gempa Kuat di Laut Jawa
Gempa Bawean menambah catatan gempa kuat di Laut Jawa. Sebelumnya, hanya terjadi 4 kali gempa kuat di Laut Jawa tidak banyak, yaitu pada 1902, 1939, 1950, dan terkini pada 2024.
12. Ancaman Gempa di Jatim
Fakta terakhir, gempa Bawean memberi pelajaran penting bahwa ancaman gempa merusak di Jawa Timur tidak hanya berasal dari selatan, yaitu sumber gempa subduksi lempeng dan sesar-sesar aktif di daratan, tetapi juga dari sumber-sumber gempa di Laut Jawa di utara Jawa Timur.