Microsoft Ikut Pekan Kreatif Disabilitas Untuk Dorong Teknologi Inklusif

- 9 Desember 2023, 04:00 WIB
Sejumlah narasumber di Pekan Kreatif untuk Penyandang Disabilitas
Sejumlah narasumber di Pekan Kreatif untuk Penyandang Disabilitas /Microsoft

Wartasidoarjo.com - Bertepatan dengan momentum Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember setiap tahunnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia bersama dengan Bumilangit mengadakan Pekan Kreatif untuk Penyandang Disabilitas pada 6-10 Desember 2023 di Bloc Bar 2 (exfoya) MBloc Jakarta – sebuah acara yang turut didukung Microsoft.

Dengan moto “Kita bisa! Kita mampu! Kita sama!”, acara ini menyoroti bakat dan cerita luar biasa penyandang disabilitas melalui pameran seni, talkshow, dan lokakarya.

Rangkaian acara yang digelar juga sejalan dengan tema besar Hari Disabilitas Internasional, yakni "Bersatu dalam aksi untuk menyelamatkan dan mencapai SDGs untuk, dengan, dan oleh penyandang disabilitas," guna mencerminkan urgensi percepatan upaya inklusif menuju Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.

Valerie Julliand, Resident Coordinator Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia, mengatakan nyatanya, terlepas dari kontribusi luar biasa di berbagai bidang seperti seni, budaya, teknologi, dan olahraga yang diberikan penyandang disabilitas, masyarakat yang lebih luas seringkali mengabaikan potensi mereka.

“Inisiatif ini akan menantang persepsi keliru dengan menampilkan kemampuan dan pencapaian luar biasa dari seniman penyandang disabilitas,” katanya.

Adapun kebutuhan untuk mewujudkan masa depan inklusif ini semakin mendesak. "Sekitar 80% kaum muda penyandang disabilitas tidak terlibat dalam pekerjaan, pendidikan, atau pelatihan, menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO).

"Disabilitas dapat mempengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, etnisitas, atau status sosial, menyoroti kebutuhan akan inklusi," jelas Bismarka Kurniawan, CEO Bumilangit Entertainment.

Lebih lanjut Juliana Cen, Senior Partner Development Manager di Microsoft Indonesia menuturkan Ia pertama kali mengenal dunia neurodivergence ketika putra kembarnya - yang saat itu masih balita - didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme (ASD). Berhadapan dengan tantangan sebagai seorang ibu dari dua anak dengan disabilitas.

"Melalui komunitas yang sama di Microsoft, saya belajar bahwa ada orang lain yang didiagnosis sebagai neurodivergent di masa dewasa juga, dan mereka menggunakan semua platform yang ada untuk meningkatkan kesadaran dan penerimaan terhadap autisme," pungkasnya.***

Editor: Husni Habib


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x