Bank Dunia Memangkas PDB Pakistan Karena Kenaikan Suku Bunga

- 4 April 2023, 22:44 WIB
Logo World Bank
Logo World Bank /ANTARA FOTO

WartaSidoarjo.com  - Bank Dunia secara tajam menurunkan perkiraan pertumbuhan tahun ini Pakistan, mengatakan prospek pertumbuhan ekonomi negara itu telah melemah karena kondisi keuangan yang lebih ketat dan ruang fiskal yang terbatas.

Bank Dunia sekarang mengharapkan ekonomi Pakistan tumbuh 0,4 persen pada tahun ini, dari perkiraan pertumbuhan Oktober sebesar 2 persen. Perkiraan yang lebih suram mengasumsikan kesepakatan tercapai dengan Dana Moneter Internasional untuk dana talangan, katanya.

Tahun fiskal Pakistan dimulai dari Juli dan berjalan hingga Juni. Pakistan mengharapkan ekonominya tumbuh 2 persen di FY23, namun, kepala bank sentral negara itu mengatakan pada bulan Januari perkiraan pertumbuhan dapat menghadapi tekanan ke bawah.

Baca Juga: IMF Peringatkan Risiko Keuangan yang Sedang Berlangsung Menyusul Gejolak Perbankan

Negara Asia Selatan itu telah mengalami gejolak ekonomi selama berbulan-bulan dengan krisis neraca pembayaran yang akut sementara pembicaraan dengan IMF untuk mendapatkan pendanaan $1,1 miliar sebagai bagian dari bailout $6,5 miliar yang disepakati pada tahun 2019 belum membuahkan hasil.

Output ekonomi yang lebih rendah dan harga yang tinggi di Pakistan telah menyebabkan penyerbuan dan penjarahan di pusat distribusi tepung yang didirikan di seluruh negeri.

"Meningkatnya harga pangan global dan domestik berkontribusi terhadap kerawanan pangan yang lebih besar bagi orang miskin di Asia Selatan yang menghabiskan sebagian besar pendapatannya untuk makanan," kata bank tersebut.

Bank Dunia menurunkan perkiraan pertumbuhan regional 2023 menjadi 5,6 persen dari 6,1 persen pada Oktober. "Meningkatnya suku bunga dan ketidakpastian di pasar keuangan memberikan tekanan pada ekonomi kawasan," kata laporan itu.

Sebagian besar negara telah menaikkan suku bunga dengan cepat sejak perang di Ukraina tahun lalu menyebabkan rantai pasokan tercekik dan memicu inflasi secara global.

Bank Dunia memperkirakan ekonomi Sri Lanka akan berkontraksi sebesar 4,3 persen tahun ini, mencerminkan dampak jangka panjang dari krisis utang makro, dengan prospek pertumbuhan di masa depan sangat bergantung pada restrukturisasi utang dan reformasi struktural.

Sri Lanka mengikuti tahun kalender. Pada bulan Januari, Presiden Ranil Wickremesinghe mengatakan ekonomi Sri Lanka dapat mengalami kontraksi sebesar 3,5 persen atau 4,0 persen pada tahun 2023 setelah menyusut 11 persen tahun lalu.

Inflasi di Asia Selatan diperkirakan turun menjadi 8,9 persen tahun ini, dan di bawah 7 persen pada 2024, kata Bank Dunia.***

Editor: Husni Habib

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah