WartaSidoarjo.com - Seorang biksu Buddha di Myanmar telah menjalani pelatihan bersenjata untuk melawan perlawanan rakyat terhadap rezim militer.
Biksu tersebut melepaskan sumpahnya melawan pembunuhan sebagai tanggapan atas kematian lebih dari 860 pengunjuk rasa damai.
Mantan biksu Kaythara, 33, yang menjadi biksu saat berusia 20 tahun dan sekarang bernama George Michael.
Ia meninggalkan profesinya sebagai biksu dan mengangkat senjata sebagai tanggapan atas penangkapan dan pembunuhan sesama biksu yang bergabung dalam protes menentang rezim militer yang menggulingkan pemerintahan terpilih pada bulan Februari.
George Michael melayani sebagai kepala biksu di sebuah biara di pinggiran Yangon. Melihat kudeta yang dilakukan Militer Myanmar ia lantas berpartisipasi dalam protes awal menentang kudeta.
Setelah tindakan keras yang menewaskan lebih dari 60 orang, banyak penduduk, termasuk ribuan pekerja pabrik, melarikan diri dari daerah itu, yang oleh pihak berwenang ditempatkan di bawah darurat militer.
Baca Juga: Mantan Anggota B.A.P Himchan Mencoba Bunuh Diri, Setelah Posting Permintaan Maafnya