TP. PKK Sidoarjo Berikan Edukasi Cegah Perkawinan Anak untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Stunting

- 12 Februari 2023, 10:10 WIB
Ilustrasi stunting
Ilustrasi stunting /Pixabay/Rene Asmussen/


WartaSidoarjo.com - Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Stunting dilakukan di Kabupaten Sidoarjo, TP.PKK Sidoarjo menyelenggarakan Sosialisasi Cegah Perkawinan Anak (Cepak).

Pesertanya kader TP. PKK Desa dari dua desa di Kecamatan Prambon,Desa Cangkringturi dan Desa Gampang. Sosialisasi tersebut menghadirkan narasumber dari Dinas P3AKB Kabupaten Sidoarjo Endang Sawitri. Sekretaris TP. PKK Kabupaten Sidoarjo Khoirul Ummah S.Ag bersama Ketua Bidang I Ary Andjar serta pengurusnya hadir dalam kegiatan itu. Selain itu hadir pula ketua TP. PKK Kecamatan Prambon.

Dalam sambutannya Khoirul Ummah mengatakan maraknya pernikahan dibawah umur saat ini memberikan dampak negatif.  Mulai dari masalah kesehatan, kesiapan mental, kematangan emosi, ekonomi hingga cara fikir yang dapat mempengaruhi harmonisasi keluarga.

Baca Juga: Bahaya Konsumsi Produk Kental Manis untuk Balita maupun Remaja

Untuk itu edukasi terkait permasalan tersebut penting diberikan. Melalui peran kader TP. PKK Desa diharapkan bisa membantu mencegah dan menurunkan maraknya pernikahan dibawah umur sekaligus permasalahan stunting.

Oleh karenanya lanjut Khoirul Ummah pemerintah selalu mendengungkan pencegahan pernikahan anak. Begitu juga TP. PKK Sidoarjo yang senantiasa ikut ambil bagian pencegahan pernikahan anak tidak semakin marak.

Dikatakannya pernikahan pada usia muda/anak rentan menyebabkan perceraian maupun Kekerasan Dalam Rumah Tangga/KDRT. Faktornya belum cukupnya kesiapan para remaja baik dalam aspek kesehatan, mental emosional, pendidikan, sosial ekonomi, dan juga reproduksi.

Kehamilan maupun proses persalinan pada usia muda juga memiliki resiko yang tinggi dan berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan ibu serta bayinya.

“Maka dari itu, mari kita tingkatkan edukasi dan kepedulian kita agar saling mengingatkan untuk mencegah pernikahan anak, sehingga angka kematian ibu dan Stunting bisa terus menurun,”katanya

Baca Juga: GitaSav Trending Di Twitter, Sebut Tak Punya Anak Buat Awet Muda

Ilmu yang didapat nantinya dapat disosialisasikan ke masyarakat. Upaya seperti ini diharapkan akan menurunkan angka perkawinan anak. Dengan begitu anak sebagai generasi penerus bangsa dapat terselamatkan dari pernikahan anak.


“Semoga dengan ilmu yang didapat, dapat disosialisasikan ke masyarakat sekitar, karena di Kecamatan Prambon diketahui adanya laporan sebanyak 29 kasus, untuk itu dengan kegiatan ini akan diberikan edukasi sehingga diiharapkan tidak akan ada penambahan lagi  serta menurunkan nilai-nilai KDRT dan stunting," tambahnya.


Sementara itu Endang Sawitri, narasumber pada kegiatan ini memberikan edukasi dalam mencegah pernikahan pada anak. Ia mengajak peserta sosialisasi berdialog secara langsung bagaimana masyarakat mengenal dan mencegah pernikahan pada anak. Disampaikannya pasangan yang belum siap secara mental, fisik serta financial dalam membina rumah tangga memiliki dampak yang cukup besar. Yakni berdampak pada psikologis maupun medis dari pasangan tersebut.  Salah satu dari dampak psikologis adalah timbulnya KDRT. Untuk itu pernikahan pada anak harus dapat dicegah.


Endang Sawitri meminta orang tua harus bisa menjaga anak-anak dari pergaulan bebas. Orang tua harus mengawasi  tontonan anak yang tidak sepatutnya. Pasalnya tontonan seperti itu mudah didapat dari gawai yang saat ini sudah menjadi konsumsi anak-anak sehari-hari. Jika lengah sedikit saja, maka anak-anak akan terjerumus pada hal yang tidak sepatutnya mereka lakukan dan mengakibatkan anak-anak secara terpaksa harus menjalani pernikahan di usia dini.

Halaman:

Editor: Nurmawati Ikromah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x